Jakarta|EGINDO.co Pergerakan nilai tukar rupiah masih akan berfluktuatif hari ini. Meskipun dalam penutupan perdagangan kemarin rupiah menguat hingga 160 poin di level Rp15.534 per dollar AS.
Analis pasar uang Ariston Tjendra memprediksi kemungkinan rupiah bisa berbalik melemah terhadap dollar AS. Pasar merespon positif data inflasi AS yang menurun, namun masih ada kewaspadaan terhadap kebijakan suku bunga The Fed.
“Pagi ini pun, dollar terlihat menguat terhadap nilai tukar emerging market. Pasar mungkin mewaspadai, ekonomi AS yang masih cukup bagus bisa menahan suku bunga. AS di level tinggi untuk waktu yang lebih lama,” kata Ariston pada Kamis (16/11/2023).
Rilis data penjualan ritel AS bulan Oktober semalam, tambah Ariston, di atas ekspektasi pasar. Meskipun mengalami penurunan menjadi -0,1 dibandingkan bulan sebelumnya -0,3%, dollar AS rebound terhadap nilai tukar lainnya.
“Di sisi lain, dari dalam negri, performa trade balance bulan Oktober masih surplus. Harusnya bisa memberikan sentimen positif ke rupiah,” ucap Ariston.
Ia memprakirakan hari Kamis ini rupiah berpotensi melemah ke arah Rp15.580-15.600 per dolar AS. Sedangkan potensi support di kisaran Rp15.500 per dollar AS.
Dari sisi domestik, Ekonom Center for Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menekankan pentingnya menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Pelemahan rupiah, akan berpengaruh pada importasi bahan baku untuk industri yang harganya akan jadi lebih mahal.
“Dampak tekanannya akan serius, karena harga bahan baku yang mahal, akan diteruskan ke konsumen ritel. Misalnya barang-barang elektronik, suku cadang kendaraan bermotor, barang untuk kontruksi, akan terpengaruh kalau pelemahan rupiahnya terjadi secara konsisten,” ujar Bhima.
Harapannya, tambah Bhima, pelemahan rupiah tidak berlanjut dan tidak melampaui Rp16.000 per dollar. Untuk itu perlu, kebijakan suku bunga, kebijakan moneter dan mengurangi ketergantungan impor pangan agar rupiah lebih stabil.
Inflasi AS yang menurun dan meredanya kekhawatiran kenaikan suku bunga The Fed, juga memberikan sentimen positif di pasar modal. Sepanjang perdagangan kemarin, bursa efek di AS dan kawasan Asia Pasifik mengalami penguatan tak terkecuali di Bursa Efek Indonesia.
Menutup perdagangan kemarin, IHSG naik 1,4 persen di level 6.958. Investor asing banyak yang melakukan aksi beli yang nilainya mencapai Rp530 miliar, dan saham-saham yang laris adalah BBCA, AMMN, BBRI, BMRI dan ADRO.
Head of Retail Research Analyst BNI Sekuritas Fanny Suherman memproyeksikan IHSG bisa bergerak menuju level 7.000. “Setelah 3 hari berturut-turut IHSG rally, hari ini ada potensi IHSG koreksi terbatas,” ucapnya.
Sumber: rri.co.id/Sn