Alphonzus Widjaja: Daya Beli Masyarakat Menurun, Industri Manufaktur Terpukul

Alphonzus Widjaja
Alphonzus Widjaja

Jakarta | EGINDO.co – Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Alphonzus Widjaja mengatakan saat ini daya beli masyarakat sedang menurun, terutama untuk kelas menengah ke bawah sehingga untuk memenuhi kebutuhan sekundernya masyarakat sulit dan cenderung memilih beli barang yang harganya jauh lebih murah.

Hal itu dikatakan Alphonzus Widjaja menjawab pertanyaan EGINDO.co via selulur pada Jum’at (16/8/2024) “Masyarakat kelas menengah ke bawah pola belanjanya lebih kepada barang ataupun produk yang nilai harga satuannya kecil atau rendah,“ kata Alphonzus.

Jadi sekarang uang yang dipegang masyarakat kelas menengah bawah uangnya sedikit, maka belanjanya ke barang-barang yang lebih kecil nilainya.

Dia mengatakan, fenomena yang ada saat ini seperti analogi gayung bersambut, yang mana industri tekstil nasional sedang pontang panting terdampak serbuan barang impor murah, namun disaat bersamaan daya beli kelas menengah bawah sedang menurun.

Baca Juga :  Pengembang Properti China, HK Jadi Halaman Belakang Shenzhen

“Salah satu dampak dari penurunan daya beli masyarakat kelas menengah ke bawah adalah juga terpaksa mencari barang atau produk yang harganya murah dimana salah satunya adalah barang atau produk impor illegal yang dijual dengan harga sangat murah akibat tidak membayar berbagai pungutan dan berbagai pajak terkait impor,” katanya menjelaskan.

Kata Alphonzus Widjaja kondisi tersebut juga menjadikan salah satu penyebab teroukulnya industry manufaktur di dalam negeri.

Sementara itu sebagaimana diberitakan EGINDO.co sebelumnya bahwa BPS mencatat pertumbuhan ekonomi pada kuartal-II 2024 mencapai 5,05%. Pertumbuhan ini masih ditopang oleh konsumsi rumah tangga dengan persentase 54,53%. Adapun kontribusi konsumsi pada pertumbuhan mencapai 2,62%. Meski memberikan kontribusi terbesar, pertumbuhan sektor konsumsi selama 3 kuartal terakhir ini tak pernah melebihi rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional di angka 5%. Pada kuartal-II 2024, pertumbuhan konsumsi rumah tangga hanya 4,93%.@

Baca Juga :  Alphonzus Widjaja: Tren Belanja Bulan Ramadan, Minggu Ini

Fd/timEGINDO.co

Bagikan :
Scroll to Top