AL Indonesia Melirik Kapal Induk Italia Giuseppe Garibaldi untuk Perkuat Armada

Kapal Induk Giuseppe Garibaldi
Kapal Induk Giuseppe Garibaldi

Jakarta | EGINDO.co – Angkatan Laut Indonesia sedang dalam proses mengakuisisi kapal induk dari Italia, dan jika berhasil, akan menandai langkah pertama negara Asia Tenggara tersebut dalam mengoperasikan kapal semacam itu.

Media lokal melaporkan bahwa diskusi dengan Italia untuk mengakuisisi kapal induk Giuseppe Garibaldi yang telah dinonaktifkan masih dalam tahap awal, dan tampaknya merupakan bagian dari upaya Jakarta untuk memodernisasi armadanya dan memperluas jangkauan operasionalnya di seluruh kepulauannya yang luas.

“Kami sedang berupaya mengakuisisi kapal induk yang sebelumnya dioperasikan oleh Angkatan Laut Italia, Garibaldi, dengan harapan dapat memperkuat armada kami,” kata Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Muhammad Ali seperti dikutip Kompas pada Senin (8 September).

Ali tidak mengungkapkan biaya maupun tahap diskusi yang sedang berlangsung, tetapi komentarnya—yang disampaikan pada hari Senin saat upacara penyambutan fregat baru buatan Italia, KRI Brawijaya 320—tampaknya menjadi tanda paling jelas sejauh ini bahwa Indonesia terus melanjutkan rencananya.

Potensi akuisisi kapal induk Giuseppe Garibaldi dari Angkatan Laut Italia mencerminkan hubungan angkatan laut Jakarta yang semakin erat dengan Roma.

Tahun lalu, Ali telah memeriksa kapal induk tersebut dalam latihan militer Mei 2024 yang diselenggarakan oleh Wakil Kepala Angkatan Laut Italia, Laksamana Giuseppe Berutti Bergotto. Pada September 2024, tiga kapal perang Italia melakukan kunjungan balasan ke Indonesia.

Spesifikasi dan Fungsi

Kapal induk secara luas dipandang sebagai puncak kekuatan angkatan laut: Platform yang mahal dan kompleks yang dapat meluncurkan dan memulihkan jet tempur dan helikopter jauh dari pantai.

Selain peran tempur, kapal induk bertindak sebagai pusat komando dan dapat mendukung berbagai misi, mulai dari bantuan bencana hingga keamanan maritim.

Giuseppe Garibaldi adalah kapal induk lepas landas pendek dan pendaratan vertikal (STOVL) yang dirancang untuk pesawat sayap tetap dan helikopter.

Dibangun oleh Fincantieri dan diresmikan pada tahun 1985, kapal sepanjang 180 meter ini—menurut kantor berita Antara—dapat mencapai kecepatan 30 knot dan menempuh jarak hingga 7.000 mil laut.

Kapal ini dipersenjatai dengan sistem pengacau radar canggih, peluncur Mk.29 untuk rudal anti-udara Sea Sparrow/Selenia Aspide, sistem meriam ganda Oto Melara 40L70 DARDO, tiga tabung torpedo anti-kapal selam 324 mm, dan rudal permukaan-ke-permukaan Otomat Mk 2.

Kantor berita tersebut lebih lanjut melaporkan bahwa kapal induk tersebut telah dinonaktifkan oleh Angkatan Laut Italia dan dipensiunkan pada Oktober 2024.

Ali—laksamana Indonesia—mencatat bahwa meskipun masih memiliki kemampuan tempur, Indonesia akan memprioritaskan kapal induk tersebut untuk penggunaan non-tempur seperti operasi kemanusiaan dan tanggap bencana.

Pada awal Februari, Kementerian Pertahanan Indonesia menyatakan bahwa rencana akuisisi kapal induk ini didorong oleh kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan yang sering menghadapi bencana alam.

“Kapal induk merupakan sarana yang memudahkan pemberian bantuan dengan lebih cepat,” ujar Juru Bicara Kementerian Pertahanan, Frega Wenas, pada 25 Februari, seperti dikutip Kompas.

Ia menekankan bahwa rencana tersebut tidak melibatkan kapal induk dek panjang dengan landasan pacu untuk jet tempur, juga tidak dimaksudkan sebagai platform untuk memproyeksikan kekuatan di luar perairan Indonesia.

Sebaliknya, fokusnya adalah pada kapal STVOL, yang mampu mengoperasikan helikopter untuk mengangkut logistik dan bantuan dalam keadaan darurat.

Sumber : CNA/SL

Scroll to Top