Aksi Demo Tekan Kunjungan ke Mal, Saham Emiten Ritel Ikut Melemah

Pusat perbelanjaan di kota Medan Sumatera Utara, Sun Plaza terlihat sepi saat aksi demo berlangsung (Foto: Fadmin Malau)
Pusat perbelanjaan di kota Medan Sumatera Utara, Sun Plaza terlihat sepi saat aksi demo berlangsung (Foto: Fadmin Malau)

Medan | EGINDO.com – Aksi demonstrasi yang berlangsung dalam beberapa hari terakhir berdampak langsung pada aktivitas pusat perbelanjaan di wilayah Jakarta dan kota Medan Provinsi Sumatera Utara (Sumut).

Pantauan EGINDO.com ketika berlangsung aksi unjuk rasa pusat perbelanjaan sepi, apa lagi dengan suasana pusat perbelanjaan yang diberi penjagaan. Terlihat pusat perbelanjaan di Medan ada yang dipasang kawat pengaman dan membuat suasana lain dari biasanya.

Kondisi pusat perbelanjaan umumnya aman dan masih nyaman dikunjungi akan tetapi masyarakat lebih menahan diri untuk tidak berkunjung. Pusat perbelanjaan jadi terlihat sepi dari hari biasanya. Alhasil dengan menurunkan jumlah kunjungan masyarakat ke mal membuat suasan menjadi sepi. Turunnya jumlah kunjungan masyarakat ke mal membuat pelemahan harga saham emiten sektor ritel di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Dampak ke Pasar Modal dimana saham Ritel kompak melemah. Kondisi lesunya aktivitas di mal juga tercermin pada pergerakan saham sektor ritel di BEI pada perdagangan Senin (1/9/2025) kemarin. Hingga penutupan pasar, mayoritas saham ritel berada di zona merah.

Pelemahan saham emiten ritel pada perdagangan hari ini menunjukkan bahwa sentimen pasar masih sensitif terhadap kondisi sosial-politik dalam negeri. Aksi demo yang berimbas pada penurunan jumlah pengunjung pusat perbelanjaan langsung menekan ekspektasi investor terhadap kinerja penjualan ritel dalam jangka pendek.

Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Alphonzus Widjaja, mengungkapkan bahwa penurunan jumlah pengunjung sudah mulai terasa sejak Jumat (29/8/2025). Kondisi ini turut memengaruhi nilai transaksi ritel yang terjadi di berbagai pusat perbelanjaan.

“Pusat perbelanjaan tetap berusaha beroperasi normal karena memiliki fungsi publik untuk melayani kebutuhan masyarakat. Namun, jika situasi keamanan memburuk, tidak tertutup kemungkinan dilakukan penyesuaian, termasuk penutupan sementara,” ujar Alphonzus.@

Bs/fd/timEGINDO.com

Scroll to Top