Akses Junta Myanmar Terhadap Senjata & Uang Harus Dihentikan

Pasukan Militer Myanmar
Pasukan Militer Myanmar

Jenewa | EGINDO.co – Komunitas internasional harus mengambil “tindakan yang ditargetkan” untuk membatasi akses junta Myanmar terhadap senjata, bahan bakar jet, dan mata uang asing untuk mencegah junta melakukan “kekejaman” terhadap rakyatnya, kata kepala hak asasi manusia PBB pada Jumat (1 Maret).

“Saya mengulangi seruan saya kepada masyarakat internasional untuk memfokuskan kembali energi mereka dalam mencegah kekejaman terhadap semua orang di negara ini, termasuk Rohingya,” kata Volker Turk, Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB, kepada Dewan Hak Asasi Manusia di Jenewa, mengacu pada junta.

Dia mengatakan negara-negara harus “mengakhiri akses militer terhadap senjata, bahan bakar jet, dan mata uang asing yang diperlukan untuk mempertahankan kampanye penindasan terhadap warga sipil”.

Baca Juga :  China Peringatkan Di PBB Kehendak Kuat Terhadap Taiwan

Myanmar dilanda kekacauan sejak militer merebut kekuasaan dari pemerintah terpilih dalam kudeta tahun 2021.

Muslim Rohingya telah menghadapi penganiayaan di Myanmar yang mayoritas penduduknya beragama Buddha selama beberapa dekade dan hampir satu juta dari mereka tinggal di kamp-kamp yang penuh sesak di distrik perbatasan Cox’s Bazar di Bangladesh. Kebanyakan dari mereka melarikan diri dari tindakan keras militer pada tahun 2017.

Penguasa militer Myanmar memandang warga Rohingya sebagai penyelundup asing dan menolak memberikan kewarganegaraan kepada mereka.

“Setelah puluhan tahun mengalami diskriminasi sistematis, penindasan, pemindahan paksa secara besar-besaran, dan pelanggaran hak asasi manusia serius lainnya, warga Rohingya saat ini masih dipenjarakan di desa-desa dan kamp-kamp interniran,” kata Turk.

Baca Juga :  Wang Yi Bertemu Lavrov Di Bali Menjelang Pembicaraan G20

Bangladesh mengatakan pada bulan lalu bahwa mereka tidak akan mengizinkan lagi pengungsi Rohingya dari Myanmar memasuki negaranya karena membantu sejumlah besar pengungsi yang sudah berada di sana mengancam keamanan mereka sendiri.

“Kantor saya telah menerima banyak laporan yang dapat dipercaya bahwa ratusan warga Rohingya yang melarikan diri dari kekerasan dicegah memasuki Bangladesh,” kata Turk.

“Saya mengimbau semua negara anggota untuk memastikan perlindungan pengungsi internasional bagi mereka yang melarikan diri dari penganiayaan dan konflik di Myanmar.”

Sumber : CNA/SL

Bagikan :
Scroll to Top