Jakarta | EGINDO.com – Neraca perdagangan Indonesia mencetak surplus pada Agustus 2021, dan menorehkan rekor baru.
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menegaskan, surplus neraca perdagangan ditopang oleh peningkatan ekspor Indonesia pada Agustus 2021, mencapai 21,42 miliar dolar Amerika Serikat (AS), meningkat 20,95 persen secara bulanan atau 64,1 persen secara tahunan.
Nilai ekspor tersebut sekaligus tercatat sebagai rekor tertinggi bagi Indonesia, menembus rekor tertinggi sepanjang masa sebelumnya pada Agustus 2011 sebesar 18,6 miliar dolar AS.
“Pencapaian ini mengindikasikan pemulihan ekonomi Indonesia yang terus berlanjut sejalan dengan pemulihan permintaan global. Hal ini ditunjukkan dengan terus meningkatnya volume ekspor dan harga komoditas andalan Indonesia seperti batu bara sebesar 11,04 persen (secara bulanan) dan CPO sebesar 6,85 persen (secara bulanan),” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam siaran pers, Kamis (16/9/2021).
Peningkatan ekspor juga mengonfirmasi perbaikan Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia di Agustus 2021, meningkat menjadi 43,7 dari sebelumnya di level 40,1 pada Juli 2021.
Level PMI Indonesia juga lebih baik dibandingkan dengan beberapa negara di Asia Tenggara (ASEAN) yakni Myanmar 36,5, Vietnam 40,2, dan Malaysia 43,4.
Peningkatan ekspor terbesar Indonesia pada Agustus 2021 terjadi pada komoditi lemak dan minyak hewan/nabati (HS 15) sebesar 1,54 miliar dolar AS, bahan bakar mineral (HS 27) 573,2 juta dolar AS, dan bijih logam (HS 26) 213,1 juta dolar AS.
Sementara itu, negara tujuan ekspor nonmigas yang mengalami peningkatan terbesar dibanding bulan sebelumnya di antaranya China sebesar 1,21 miliar dolar AS, India 759,1 juta dolar AS, dan Jepang 453,2 juta dolar AS.
Adapun neraca perdagangan Indonesia pada Agustus 2021 tercatat mengalami surplus 4,74 miliar dolar AS, melanjutkan tren surplus sejak Mei 2020 atau surplus selama 16 bulan berturut-turut.
Nilai surplus tersebut bahkan merupakan rekor tertinggi sejak Desember 2006 sebesar 4,64 miliar dolar AS.
Sumber: Tribunnews/Sn