Jakarta | EGINDO.co -Situasi internal seseorang kadang – kadang dapat merubah akal sehat atau rasionalitas pada saat kita beraktivitas atau berkendara di jalan. Pemerhati Masalah Transportasi dan Hukum Budiyanto mengatakan, Padahal kita sama – sama tahu bahwa pada saat mengemudikan kendaraan dibutuhkan konsentrasi penuh untuk menjaga hal- hal yang tidak diinginkan. Situasi inilah yang kadang – kadang diabaikan oleh pengemudi dengan cara menampilkan sifat- sifat ugal-ugalan / arogansi di jalan, tidak mau jaga jarak aman, jaga batas kecepatan dan sebagainya. Dalam Undang – Undang lalu lintas dan angkutan jalan secara eksplisit sudah diatur bahwa setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor wajib mematuhi ketentuan: Gerakan lalu lintas, kecepatan maksimal dan minimal, rambu – rambu perintah dan rambu larangan dan sebagainya.
“Masih banyak para pengemudi yang abai terhadap ketentuan tersebut berakibat pada tabrakan beruntun bahkan menimbulkan fatalitas korban kecelakaan lalu lintas ( laka lantas ),”tegasnya.
Dikatakannya, tabrakan beruntun dapat dihindari dengan menjaga jarak aman sehingga pada saat pengemudi kendaraan di depannya mengerem mendadak, dengan jarak aman masih ada ruang atau waktu untuk bermanuver atau menghindar dengan aman. Beberapa teori dapat memberikan mitigasi terhadap resiko terjadinya tabrakan beruntun dengan memahami teori 3 detik.
Dalam teori 3 detik ini menurut Budiyanto ada proses dari mulai otak dan kaki bekerja sampai dengan mobil betul- betul berhenti dengan aman dan selamat. Waktu 3 ( tiga ) detik dapat dialokasikan beberapa tahapan gerakan sampai mobil berhenti. Waktu otak memerintahkan kaki untuk menginjak pedal rem dibutuhkan waktu 0,5 detik sampai dengan 1 detik.
Budiyanto menjelaskan, proses kerja mekanikal dibutuhkan waktu 0,5 detik sampai dengan 1 detik, dan proses terakhir setelah kerja mekanikal sampai dengan kendaraan berhenti dibutuhkan waktu: 0,5 detik sampai dengan 1 detik. Pahami tata cara berlalu lintas yang benar dan pahami cara – cara mitigasi yang tepat untuk menghindari tabrakan beruntun dengan cara memahami dan melaksanakan antara lain dengan teori 3 detik.
“Dengan memahami tata cara berlalu lintas yang baik, minimal dapat menjaga jarak aman saat berkendara dapat mengurangi resiko tabrakan beruntun,”tutup Budiyanto.
@Sadarudin