Kupang | EGINDO.com – Serayu Group mengembangkan pola tanam tumpang sari Padi Gogo dengan Pohon Balsa untuk menciptakan ketahanan pangan di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) khususnya dan umumnya di Indonesia.
Hal itu dikatakan Direktur Utama Serayu Group, Hasan Tjoa kepada EGINDO.com ketika melakukan kunjungan selama empat hari kerja yang dimulai 1 hingga 4 Desember 2025 lalu yang berangkat dari Jakarta menuju Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Adapun kunjungan tersebut bertujuan dalam rangka menindaklanjuti perintah dan arahan Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur, Emmanuel Melkiades Lakalena guna meninjau lokasi untuk pengembangan penanaman Pohon Balsa dengan pola tanam tumpang sari dengan Padi Gogo dengan luas total 30 hektar yang berlokasi di Desa Pantai Beringin, Kecamatan Sulamu, Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Kecamatan Sulamu adalah salah satu wilayah administratif di Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, dengan ibu kota di Kelurahan Sulamu, terletak sekitar 41 km dari pusat kabupaten, memiliki iklim tropis kering, terdiri dari 1 kelurahan dan 6 desa, berada di wilayah geografis dengan perbatasan yang mencakup Fatuleu Barat, Fatuleu Tengah, Kupang Timur, dan Laut Sabu.
Hasan Tjoa, Direktur Utama Serayu Group sekaligus CEO PT Multiusaha Hutan Lestari, mengatakan kepeduliannya terhadap alam lingkungan agar tetap lestari dan sekaligus untuk pemberdayaan masyarakat di Provinsi Nusa Tenggara Timur khususnya untuk aksi gerakan menanam Pohon Balsa dengan sistem tanam tumpang sari dengan Padi Gogo.

Direktur Utama Serayu Group, Hasan Tjoa yang dikenal di Indonesia dan juga di luar negeri sebagai pioner penanaman berbagai jenis pohon itu pada kunjungan ke Provinsi Nusa Tenggara Timur itu ditemani tim Serayu Group dan juga tim PT Multiusaha Hutan Lestari dari Jakarta yakni Direktur Utama PT Multiusaha Hutan Lestari, Toni Saritua Purba didampingi bidang litbang PT Multiusaha Hutan Lestari, Rudi Suryadi dan General Manajer (GM) PT Serayu Group, Benediktus Dwi Arianto biasa dipanggil Arik serta bidang humas PT Serayu Group, Ihsan.
Adapun dalam kunjungan selama empat hari itu melihat langsung kondisi lahan yang cocok untuk ditanami Pohon Balsa dengan system tanam tumpangsari dengan Padi Gogo tersebut di Desa Pantai Beringin, Kecamatan Sulamu, Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur yang dilaksanakan pada Selasa 2 Desember tahun 2025.
Direktur Utama Serayu Group, Hasan Tjoa Choa yang juga didampingi Kepala Kesatuan Pengelolaan Hutan (Kepala KPH) yang meliputi wilayah Kota Kupang, Kabupaten Kupang, dan Kabupaten Saburai Jua, Henrikus FL Roya, SH, MH bersama jajaran KPH hal lainnya sehingga kunjungan tersebut menjadi lebih lengkap dan terukur.
Direktur Utama PT Multiusaha Hutan Lestari, Toni Saritua Purba di lokasi kunjungan mengatakan kepada EGINDO.com pihaknya mengajak semua elemen untuk tetap komitmen melestarikan alam lingkungan.
“Hari ini kita sudah melihat lahan ya. Saya lihat lahan ini sangat layak untuk ditanamin Pohon Balsa dan rencana kita penanaman Pohon Balsa dengan system tumpangsari dengan Padi Gogo. Tujuan kita sebenarnya adalah pemberdayaan kepada masyarakat lokal disini termasuk juga sinergi dengan pemerintah setempat dan pemerintahan pusat dimana Presiden Prabowo dalam programnya untuk Indonesia menciptakan ketahanan pangan kita yang mandiri maka kita bisa menanam Padi Gogo di sini,” kata Toni Saritua Purba.
Menurutnya Padi Gogo merupakan varietas padi yang dapat ditanam pada lahan kering sehingga tidak membutuhkan irigasi. “Jadi saya pikir NTT ini potensinya luar biasa untuk dikembangkan varietas Padi Gogo. Kalau potensi yang kita lihat ada 30 hektar tetapi karena kita masih dalam bentuk pilot project maka untuk siap ditanam seluas 5 hektar saja sudah cukup bagus sambil kita melakukan pemberdayaan kepada masyarakat agar masyarakat mengetahui bahwa varietas Padi Gogo dapat ditanam di lahan kering dan hasil panennya cukup bagus,” kata Toni Saritua Purba menegaskan.
Kepala Kesatuan Pengelolaan Hutan meliputi wilayah Kota Kupang, Kabupaten Kupang, dan Kabupaten Saburai Jua, Henrikus FL Roya, SH, MH mengatakan pihaknya mendukung program penanaman Pohon Balsa dengan system tanam tumpangsari dengan Padi Gogo.
“Siap ada prinsipnya kami di kehutanan menyetujui ada pemanfaatan lahan kawasan hutan untuk kepentingan pengembangan jenis-jenis kayu-kayuan yang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan industri sekaligus sebagai program agro-industri. Paling tidak untuk memenuhi ketahanan pangan bagi masyarakat sekitarnya. Ini total luasannya akan dikembangkan dari semua izinnya sebanyak 11.000 hektar untuk CPT Multiusaha Tani,” kata Henrikus FL Roya, SH, MH
Menurut Henrikus FL Roya tentang perizinan tidak ada masalah. “Ya sudah, sudah dilakukan izinnya proses permohonan izinnya ke Menteri tinggal IU-nya keluar. Sudah itu akan melakukan tata batas keliling. Soal blok di dalam itu menjadi kewenangan dari PT Pusat Tani Lestari. Tapi pada prinsip kami di KPH menyetujui program ini untuk peningkatan kebutuhan pangan bagi masyarakat sekaligus untuk kebutuhan industri di bidang kayu-kayuan,” kata Henrikus FL Roya di sela-sela peninjauan lahan.

Hasan Tjoa, Direktur Utama Serayu Group sangat sependapat dan mendukung sepenuhnya apa yang diinginkan Direktur Utama PT Multiusaha Hutan Lestari, Toni Saritua Purba dalam hal penanaman Pohon Balsa dengan system tanaman tumpangsari dengan Padi Gogo.
“Kita akan kembangkan untuk penanaman kayu Pohon Barsa. Pohon Japon, Pohon Salomon, Pohon Palkata dengan tumpangsari nantinya itu proyek pertamanya. Kemudian kita akan tumpangsari dengan Padi Gogo,” kata Hasan Tjoa.
Dijelaskannya tumpangsari dengan Padi Gogo juga nantinya bisa juga dengan Pohon Jernang dimana Pohon Jernang merupakan bahan baku untuk perwarna. Kemudian juga bisa dengan Tanaman Panili.
“Tanaman Panili merupakan temuan kita juga dimana satu tahun setengah sudah bisa panen. Jadi dengan PBPH yang diajukan oleh PT Multiusaha Hutan Lestari ini nanti kita akan membuat proyek untuk penanaman kayu tumpangsari bagi industri kayu lapis dan juga wood palet. Kemudian kita akan melakukan juga peternakan sapi, kambing, ayam bertelur, domba dan kita akan bersinergi dengan masyarakat. Mudah-mudahan program ini bisa berjalan dengan lancar, akan membangun di NTT untuk ekonomi rakyat, ekonomi hijau menuju Indonesia Emas tahun 2045,” kata Hasan Tjoa optimis.
Hasan Tjoa optimis semakin optimis dimana proses untuk perizinan sudah di Departemen Kehutanan. Proyek percontohan yang dilakukan dengan melakukan penanaman Padi Gogo dengan tumpangsari Pohon Balsa merupakan sosialisasi awal kepada masyarakat di sekitar. “Harapan kita kedepannya agar Provinsi NTT ini bisa menjadi proyek percontohan nasional untuk masalah iklim, masalah pembangunan ekonomi hijau khususnya perkayuan dan pangan,” kata Hasan Tjoa menegaskan.@
Fd/timEGINDO.com