Macron Bertemu Xi untuk Membahas Ukraina dan Perdagangan

Presiden Macron bertemu Presiden Xi Jinping
Presiden Macron bertemu Presiden Xi Jinping

Beijing | EGINDO.co – Presiden Prancis Emmanuel Macron bertemu Xi Jinping di Beijing pada Kamis (4 Desember). Di sana, ia diperkirakan akan mendesak pemimpin Tiongkok tersebut untuk membantu mengamankan gencatan senjata di Ukraina dan membahas hubungan perdagangan.

Macron dan istrinya, Brigitte, disambut meriah oleh Xi dan pasangannya, Peng Liyuan, di Aula Besar Rakyat. Upacara tersebut kemudian dipindahkan ke dalam ruangan karena cuaca dingin.

Macron memberikan ciuman kepada anak-anak yang memegang bunga dan menyambut presiden, sementara sebuah band memainkan lagu kebangsaan kedua negara.

Presiden Prancis, yang mengunjungi Tiongkok untuk keempat kalinya sejak menjabat pada tahun 2017, juga diperkirakan akan bertemu dengan Perdana Menteri Li Qiang sebelum bertolak ke Chengdu, tempat dua panda raksasa yang dipinjamkan ke Prancis baru-baru ini dikembalikan.

Macron telah berupaya menekan Xi untuk membantu mengamankan gencatan senjata di Ukraina, di tengah perang dengan Rusia yang memasuki musim dingin keempat.

“Kami mengandalkan Tiongkok, seperti kami sebagai anggota tetap Dewan Keamanan … untuk menekan Rusia, sehingga Rusia dan, khususnya, Vladimir Putin akhirnya dapat menyetujui gencatan senjata,” ujar Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Noel Barrot minggu ini.

Tiongkok secara rutin menyerukan perundingan damai dan penghormatan terhadap integritas teritorial semua negara, tetapi tidak pernah mengutuk Rusia atas invasinya pada tahun 2022.

Pemerintah Barat menuduh Beijing memberikan dukungan ekonomi krusial kepada Rusia untuk upaya perangnya, terutama dengan memasok komponen militer untuk industri pertahanannya.

Kepresidenan Prancis mengatakan Macron akan memberi tahu Xi bahwa Tiongkok harus “menahan diri untuk tidak memberikan cara apa pun, dengan cara apa pun, kepada Rusia untuk melanjutkan perang”.

Kunjungan tiga harinya ke Beijing menyusul kunjungan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy ke Paris, yang mendesak Eropa untuk mendukung Kyiv sementara Presiden AS Donald Trump mendorong rencana untuk mengakhiri perang.

“Kami sependapat bahwa perang harus diakhiri secara adil,” tulis Zelenskyy di media sosial setelah perundingan hari Senin dengan Macron, yang juga mencakup panggilan telepon dengan para pemimpin Eropa lainnya.

Perundingan Perdagangan

Macron juga akan membahas perdagangan dengan tuan rumahnya, Tiongkok, mengingat Uni Eropa menghadapi defisit perdagangan yang sangat besar sebesar US$357 miliar dengan negara adidaya Asia tersebut.

“Tiongkok perlu mengonsumsi lebih banyak dan mengekspor lebih sedikit … dan bagi warga Eropa untuk menabung lebih sedikit dan memproduksi lebih banyak,” ujar seorang penasihat Macron.

Macron sebelumnya telah menyerukan agar Uni Eropa mengurangi ketergantungannya pada Tiongkok dan memberikan “preferensi Eropa” di sektor teknologi.

Bulan lalu, ia menyampaikan dalam pertemuan puncak Eropa yang dihadiri para pemimpin dan menteri teknologi dari seluruh benua bahwa blok tersebut tidak ingin menjadi “pengikut” perusahaan teknologi AS dan Tiongkok.

Presiden Prancis akan berada di Tiongkok hingga Jumat, dengan perhentian terakhir di Chengdu di provinsi barat daya Sichuan.

Pekan lalu, dua panda raksasa yang dipinjamkan Tiongkok ke Prancis diterbangkan ke rumah leluhur mereka untuk pensiun di sebuah suaka margasatwa di kota tersebut.

Kedutaan Besar Tiongkok berjanji akan segera mengirimkan beruang-beruang baru untuk menggantikan kepergian pasangan panda populer tersebut.

Kunjungan ke Chengdu “sangat luar biasa dalam protokol Tiongkok”, kata kepresidenan Prancis, seraya menambahkan bahwa kunjungan tersebut “dihargai” oleh Macron.

Dalam kunjungan terakhirnya ke Tiongkok, presiden Prancis disambut bak bintang rock di sebuah universitas di kota Guangzhou, Tiongkok selatan, dengan para mahasiswa meneriakkan namanya dan berebut untuk berswafoto serta ber-tos.

Sumber : CNA/SL

Scroll to Top