Jakarta|EGINDO.co Penanganan banjir besar di Kabupaten Aceh Tamiang terus dikebut pemerintah daerah sejak bencana mulai meluas pada akhir pekan lalu. Pada Senin malam, 1 Desember 2025, Bupati Aceh Tamiang, Armia Pahmi, menyampaikan bahwa bantuan dari berbagai pihak mulai masuk melalui jalur darat, laut, dan udara untuk menjangkau warga di titik-titik terdampak paling parah.
Menurut Bupati Armia, delapan kampung di Kecamatan Sekerah menjadi fokus utama penyaluran bantuan. Kawasan ini tercatat mengalami kerusakan paling signifikan akibat banjir bandang. Bahkan, satu kampung dilaporkan mengalami kerusakan ekstrem hingga sempat dinyatakan “hilang” karena tersapu arus deras. Kondisi lapangan yang sulit membuat tim penyalur bantuan harus bekerja ekstra untuk menembus lokasi tersebut.
Proses distribusi bantuan juga menghadapi hambatan besar. Arus sungai yang masih sangat deras membuat perjalanan ke wilayah terdampak melalui jalur air dapat memakan waktu hingga tiga jam. Situasi ini membatasi frekuensi pengiriman logistik dan memperlambat evakuasi warga, terutama pada malam hari atau saat cuaca memburuk.
Di sisi lain, akses darat menuju Kecamatan Semadam mulai menunjukkan kemajuan pada Selasa, 2 Desember 2025. Beberapa ruas jalan sudah dapat dilintasi meski masih harus berhati-hati karena kerusakan belum sepenuhnya pulih. Namun, tiga wilayah lain—Bandar Pusaka, Babu, dan Tenggulun—masih sepenuhnya terputus dari jalur transportasi darat akibat kerusakan jalan dan jembatan yang belum memungkinkan untuk dilewati.
Untuk mempercepat penanganan, pemerintah daerah telah menetapkan kawasan Payambedi sebagai pusat distribusi bantuan sejak Selasa pagi, 2 Desember 2025. Dari pos ini, bantuan disortir dan dikirimkan kembali ke kecamatan-kecamatan terdampak menggunakan perahu maupun kendaraan khusus. Pemkab juga telah meminta dukungan helikopter Polri agar distribusi ke daerah yang tidak dapat dijangkau lewat darat dapat dipercepat.
Di sektor kesehatan, posko medis sudah dioperasikan di setiap kecamatan sejak Senin sore. Meski demikian, sejumlah puskesmas dan fasilitas kesehatan besar lainnya masih lumpuh karena tergenang dan tidak dapat difungsikan. Untuk memastikan pelayanan tetap berjalan, pemerintah telah mengalihkan rujukan pasien darurat ke rumah sakit di Kota Medan hingga sarana kesehatan lokal kembali pulih.
Bupati Armia menegaskan bahwa Pemkab Aceh Tamiang terus berkoordinasi dengan BPBD, TNI-Polri, serta pemerintah provinsi dan pusat untuk memastikan seluruh kebutuhan mendesak warga dapat terpenuhi. Fokus utama saat ini mencakup penyelamatan warga, pembukaan akses ke wilayah yang masih terisolasi, serta percepatan pendataan kerusakan untuk tahap rehabilitasi dan rekonstruksi selanjutnya.
Ia juga mengimbau warga tetap waspada terhadap potensi banjir susulan, mengingat intensitas hujan di wilayah hulu masih tinggi pada awal pekan ini. Pemerintah memastikan seluruh sumber daya akan dimaksimalkan hingga kondisi Aceh Tamiang kembali stabil dan seluruh warga terdampak mendapatkan bantuan secara memadai. (Sn)