Cuaca Sumbar Tiga Hari ke Depan Diprediksi Basah, Berkabut, dan Disertai Petir

ilustrasi
ilustrasi

Jakarta|EGINDO.co Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini terkait kondisi cuaca tiga hari ke depan di Provinsi Sumatera Barat. Mulai Jumat hingga Minggu, 28–30 November 2025, sebagian besar wilayah diperkirakan mengalami hujan dengan intensitas ringan hingga petir, kabut tebal terutama di kawasan pegunungan, serta kelembapan udara yang sangat tinggi.

Prakiraan ini menunjukkan bahwa Sumatra Barat memasuki periode cuaca basah dengan dinamika atmosfer yang cukup aktif, ditandai oleh pembentukan awan konvektif dan pergerakan massa udara basah dari Samudra Hindia.

Pada Jumat (28/11/2025), hujan ringan diperkirakan turun secara merata di berbagai wilayah. Pesisir Selatan, Solok, Tanah Datar, Padang Pariaman, Kota Padang, Kota Solok, Padang Panjang, dan Kota Pariaman berada dalam kondisi hujan ringan sejak pagi hingga malam hari. Suhu di wilayah ini berada pada rentang 17–24°C, dengan kelembapan sangat tinggi mencapai 89–99%.

Wilayah dataran tinggi seperti Sijunjung, Sawahlunto, dan Bukittinggi mengalami udara kabur yang berpotensi mengganggu jarak pandang, terutama pada pagi hari. Hal ini berkaitan dengan akumulasi uap air dan kondisi atmosfer yang cukup stabil sehingga memunculkan lapisan kabut permukaan.

Sementara itu, Agam, Lima Puluh Kota, Pasaman, Kepulauan Mentawai, Dharmasraya, Solok Selatan, Pasaman Barat, dan Kota Payakumbuh akan mengalami cuaca berawan namun tetap menyimpan peluang hujan lokal. Dengan kelembapan yang mencapai 95–99%, wilayah-wilayah ini masih memiliki potensi pembentukan awan hujan pada sore atau malam hari.

Memasuki Sabtu (29/11/2025), cuaca di Sumbar menjadi lebih dinamis. Banyak daerah yang didominasi awan tebal sepanjang hari, seperti Agam, Kota Solok, Sawahlunto, Payakumbuh, Tanah Datar, Kota Padang, dan Kota Pariaman. Suhu di beberapa wilayah mulai menghangat, terutama di daerah dataran rendah seperti Sijunjung, Dharmasraya, dan Solok Selatan yang mencapai 29°C.

Namun demikian, hujan ringan masih akan mengguyur wilayah Pesisir Selatan, Solok, Sijunjung, Padang Pariaman, dan Pasaman Barat. Wilayah Dharmasraya bahkan diprakirakan mengalami hujan dengan intensitas sedang, menunjukkan adanya pembentukan awan-awan konvektif yang lebih kuat dibanding hari sebelumnya.

Kawasan pegunungan seperti Padang Panjang dan Bukittinggi kembali diselimuti udara kabur, situasi yang diperkirakan bertahan hingga siang hari. Selain menurunkan visibilitas, kondisi ini juga mengindikasikan adanya konsentrasi uap air yang cukup tinggi di lapisan dekat permukaan.

Meskipun beberapa wilayah tampak cerah berawan pada siang hari, potensi hujan lokal masih besar karena kelembapan udara berada di kisaran 70–99% di hampir seluruh wilayah.

Minggu (30/11/2025) diprediksi menjadi hari dengan cuaca paling ekstrem selama periode prakiraan ini. Dua wilayah, yaitu Sijunjung dan Pasaman Barat, diperkirakan akan mengalami hujan petir, terutama pada sore hingga malam hari. Hujan petir yang diprediksi terjadi menunjukkan kehadiran awan cumulonimbus yang cukup aktif, yang biasanya disertai angin kencang dan peningkatan risiko bencana hidrometeorologi.

Sejumlah wilayah lainnya tetap berpotensi hujan ringan seperti Solok, Padang Pariaman, Dharmasraya, Solok Selatan, dan Pesisir Selatan. Sementara itu, udara kabur dan kabut diperkirakan melanda Tanah Datar, Kota Padang, Kota Payakumbuh, dan Padang Panjang. Di Bukittinggi, kabut bahkan berpotensi bercampur asap, yang dapat mempengaruhi aktivitas warga terutama pada pagi hari.

Suhu pada Minggu bergerak naik di beberapa daerah, terutama di dataran rendah, dengan kisaran 27–30°C, namun wilayah pegunungan tetap berada pada suhu sejuk antara 17–22°C.

BMKG menjelaskan bahwa tingginya potensi hujan di Sumatera Barat pada periode ini disebabkan oleh beberapa faktor atmosfer:

  1. Kelembapan udara mencapai 99% di banyak wilayah, menciptakan kondisi ideal untuk pertumbuhan awan hujan.

  2. Angin dari Samudra Hindia membawa massa udara basah menuju wilayah barat Sumatera.

  3. Topografi Sumatera Barat yang bergunung-gunung turut mendorong pembentukan awan konvektif.

  4. Perbedaan suhu antara dataran tinggi dan rendah memicu pertumbuhan awan cumulonimbus, khususnya pada siang dan sore hari.

BMKG juga mencatat bahwa kombinasi faktor-faktor tersebut membuat wilayah Sumbar rawan mengalami hujan dengan durasi lama maupun hujan lokal yang tiba-tiba.

Melihat kondisi cuaca yang cenderung basah, BMKG mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap beberapa potensi gangguan:

  • Banjir dan banjir bandang, terutama di wilayah pesisir dan bantaran sungai.

  • Longsor, khususnya di daerah perbukitan seperti Tanah Datar, Agam, dan Bukittinggi.

  • Hujan disertai petir dan angin kencang, terutama pada Minggu di Sijunjung dan Pasaman Barat.

  • Jarak pandang rendah akibat kabut di wilayah dataran tinggi.

  • Kondisi jalan licin dan gangguan keselamatan berkendara.

Masyarakat juga diimbau untuk memantau pembaruan informasi cuaca dari BMKG serta menghindari aktivitas luar ruangan pada saat terjadi hujan petir. (Sn)

Scroll to Top