Jakarta|EGINDO.co IHSG memulai perdagangan pekan ini dengan pelemahan tipis 0,02% ke level 8.544,18, meskipun sempat menyentuh 8.568,84 di sesi awal. Kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp15.687,29 triliun, dengan 218 saham menguat, 237 melemah, dan 213 stagnan, menandakan pasar sedang berada dalam fase selektif.
Tekanan pagi ini datang dari saham sektor non-cyclicals, healthcare, dan teknologi, serta koreksi pada saham-saham berkapitalisasi besar. Investor memilih menahan langkah, menanti rilis sejumlah data ekonomi penting awal pekan, seperti Manufacturing PMI, inflasi, dan neraca perdagangan Oktober, yang diyakini akan menjadi katalis bagi arah pasar selanjutnya.
Dari perspektif teknikal, IHSG menunjukkan pola konsolidasi dengan potensi pullback ke MA5, mencerminkan fase akumulasi sebelum pergerakan tren berikutnya. Sentimen positif hadir dari ekspansi proyek Two Countries Twin Parks (TCTP) Indonesia–China, serta penandatanganan 16 MoU investasi senilai total Rp36,4 triliun. Inisiatif ini dipandang dapat memperkuat aliran modal masuk dan memperkuat prospek pertumbuhan ekonomi.
Menteri Keuangan memproyeksikan pertumbuhan ekonomi kuartal IV/2025 di kisaran 5,6%–5,7%, sehingga pertumbuhan ekonomi nasional sepanjang 2025 diperkirakan mencapai 5,2%. Prospek ini menjadi sinyal positif bagi investor yang mencari peluang di tengah volatilitas global.
Beberapa saham yang menarik perhatian analis antara lain INCO, TOBA, AGRO, ARTO, dan CBDK, yang dipandang memiliki potensi upside seiring realisasi proyek investasi dan tren pertumbuhan sektor terkait. Pasar kini berada dalam fase selektif, dan saham-saham dengan fundamental kuat diperkirakan menjadi fokus utama arus modal. (Sn)