Beijing | EGINDO.co – Kementerian Pertahanan Tiongkok mengatakan pada Kamis (27 November) bahwa Jepang harus membayar “harga yang mahal” jika bertindak tidak semestinya terkait Taiwan, menanggapi rencana Jepang untuk menempatkan rudal di sebuah pulau sekitar 100 km dari pantai Taiwan.
Pernyataan tersebut muncul di tengah krisis diplomatik terburuk kedua negara dalam beberapa tahun terakhir, setelah Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi mengatakan bulan ini bahwa serangan hipotetis Tiongkok terhadap Taiwan dapat memicu respons militer dari Tokyo.
Menteri Pertahanan Jepang Shinjiro Koizumi mengatakan pada Minggu bahwa rencana “terus berjalan maju” untuk menempatkan unit rudal darat-ke-udara jarak menengah di sebuah pangkalan militer di Yonaguni, sebuah pulau sekitar 110 km dari pantai timur Taiwan.
Ketika ditanya tentang pengerahan pasukan tersebut, yang telah dikritik oleh Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Kementerian Pertahanan Tiongkok mengatakan bahwa cara “menyelesaikan masalah Taiwan” adalah urusan Tiongkok dan tidak ada hubungannya dengan Jepang, yang menguasai Taiwan dari tahun 1895 hingga akhir Perang Dunia II pada tahun 1944.
“Jepang tidak hanya gagal untuk merenungkan secara mendalam kejahatan agresi dan penjajahan beratnya di Taiwan, tetapi justru, menentang opini dunia, Jepang justru terlena dengan khayalan intervensi militer di Selat Taiwan,” ujar juru bicara Jiang Bin dalam jumpa pers rutin.
“Tentara Pembebasan Rakyat memiliki kemampuan yang kuat dan sarana yang andal untuk mengalahkan musuh yang menyerang. Jika pihak Jepang berani melewati batas, bahkan setengah langkah saja, dan menimbulkan masalah bagi dirinya sendiri, mereka pasti akan membayar harga yang mahal,” tambahnya.
Pemerintah Taiwan yang terpilih secara demokratis menolak klaim teritorial Beijing, dengan mengatakan bahwa hanya rakyat pulau itu yang dapat menentukan masa depan mereka.
Presiden Taiwan Lai Ching-te minggu ini mengumumkan rencana untuk menganggarkan tambahan US$40 miliar untuk pertahanan selama delapan tahun mendatang. Rencana ini dikritik Tiongkok sebagai pemborosan uang yang hanya akan menjerumuskan Taiwan ke dalam bencana.
Menanggapi kritik tersebut, juru bicara Dewan Urusan Daratan Taiwan, Liang Wen-chieh, mengatakan pada hari Kamis bahwa anggaran pertahanan Tiongkok jauh lebih besar daripada Taiwan.
“Jika mereka dapat mengutamakan perdamaian lintas selat, dana ini juga dapat digunakan untuk meningkatkan perekonomian dan mata pencaharian masyarakat di daratan,” ujarnya.
“Kedua sisi selat tidak akan seperti ini, saling bermusuhan; itu akan baik untuk semua orang.”
Militer Tiongkok beroperasi hampir setiap hari di perairan dan langit di sekitar Taiwan, yang menurut pemerintah Taipei merupakan bagian dari kampanye intimidasi dan tekanan Beijing terhadapnya.
Sumber : CNA/SL