Jakarta|EGINDO.co Bank Indonesia (BI) kembali memperbarui kurs transaksi harian pada Kamis, 27 November 2025, yang menunjukkan penguatan tipis rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD). Dalam publikasi resmi tersebut, BI menetapkan kurs jual dolar sebesar Rp16.756,37 dan kurs beli Rp16.589,63. Pergerakan ini sekaligus menandai stabilnya nilai tukar rupiah menjelang penutupan bulan November.
Penguatan tipis rupiah ini terjadi di tengah pasar keuangan global yang masih dibayangi ketidakpastian. Sentimen investor tetap dipengaruhi oleh proyeksi kebijakan suku bunga The Federal Reserve serta perkembangan ekonomi di sejumlah negara mitra dagang Indonesia. Tekanan eksternal dari harga komoditas yang bergerak fluktuatif juga menjadi faktor yang terus dipantau oleh pelaku pasar.
Di tengah dinamika tersebut, rupiah menunjukkan kemampuan bertahan yang relatif kuat. Sejumlah analis menyebut, tren pergerakan ini merupakan salah satu indikasi bahwa pasar masih menaruh kepercayaan pada fundamental ekonomi Indonesia yang dinilai cukup terjaga.
Bank Indonesia terus memainkan peran penting dalam menjaga stabilitas nilai tukar. Melalui instrumen moneter seperti operasi moneter harian, optimalisasi Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), serta intervensi terukur di pasar valuta asing, BI berupaya memastikan likuiditas tetap terjaga dan volatilitas rupiah berada dalam koridor yang wajar.
Langkah-langkah stabilisasi tersebut semakin relevan di tengah potensi gejolak eksternal. BI menegaskan komitmennya untuk memperkuat ketahanan ekonomi nasional melalui koordinasi erat dengan otoritas fiskal dan menjaga komunikasi yang jelas kepada publik serta pelaku usaha.
Menjelang penutupan 2025, pelaku pasar memperkirakan pergerakan rupiah masih akan dipengaruhi oleh rilis data ekonomi global, tren inflasi Amerika Serikat, serta arus modal asing ke pasar obligasi dan saham domestik. Meski tekanan global belum sepenuhnya mereda, stabilitas yang ditunjukkan rupiah pada akhir November menjadi sinyal positif bagi pasar.
Analis pasar uang menilai rupiah berpotensi bergerak dalam rentang konsolidatif dalam jangka pendek, sembari menunggu kepastian kebijakan moneter global. Namun demikian, dukungan fundamental domestik, termasuk inflasi yang terjaga dan cadangan devisa yang kuat, dinilai menjadi faktor pendukung utama ketahanan rupiah.
Sebagai acuan resmi penyelesaian transaksi berbasis valuta asing, BI kembali mengingatkan pelaku usaha dan masyarakat untuk memantau kurs transaksi harian yang diperbarui setiap hari. Informasi ini dianggap penting untuk memastikan perhitungan kewajiban valuta asing dilakukan secara akurat dan sesuai regulasi.
Dengan penguatan tipis yang terjadi pada 27 November 2025, rupiah kembali menunjukkan performa yang solid di tengah tantangan global. Bank Indonesia memastikan akan terus menjaga stabilitas nilai tukar sejalan dengan upaya memperkuat ketahanan sistem keuangan nasional. (Sn)