APP Group Perkuat Pendekatan Kolaboratif dalam Restorasi Hutan Tropis pada COP30

APP Group pada Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa ke-30
APP Group pada Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa ke-30

Jakarta | EGINDO.com – Upaya Indonesia dalam penguatan restorasi hutan tropis dan pengembangan kemitraan lintas negara menjadi perhatian pada Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa ke-30 (COP30). Melalui sesi dialog mengenai peluncuran Tropical Forests Forever Facility (TFFF), perwakilan Pemerintah, lembaga internasional, sektor energi, dan organisasi masyarakat sipil membahas pentingnya pembiayaan kolaboratif dan kerja sama internasional untuk mendukung pemulihan lanskap hutan tropis dan ketahanan iklim jangka panjang.

EGINDO.com melansir siaran pers APP Group pada Senin (24/11/2025) menyebutkan dalam berbagai sesi sebelumnya, Asia Pulp and Paper (APP) Group memaparkan pentingnya kemitraan antara pemerintah, sektor swasta, lembaga internasional, organisasi masyarakat sipil, dan komunitas lokal sebagai bagian dari upaya bersama menjaga keberlanjutan ekosistem hutan tropis. Pendekatan kolaboratif tersebut sejalan dengan agenda Indonesia dalam mencapai FOLU Net Sink 2030 serta mendukung arah kebijakan Second Nationally Determined Contribution (NDC) 2031–2035.

Deputi Menteri Koordinator Bidang Aksesibilitas dan Keamanan Pangan, Nani Hendiarti dalam keynote speechnya menegaskan bahwa penguatan solusi berbasis masyarakat menjadi fondasi utama dalam upaya restorasi. Ia menjelaskan bahwa Pemerintah Indonesia bersama Uni Emirat Arab tengah menyiapkan inisiatif baru Nature and Climate Partnership yang mencakup pengelolaan dan restorasi hutan, konservasi keanekaragaman hayati, serta proyek percontohan Public-Private-Community Partnership (PPCP). “Kami membangun kerangka tata kelola yurisdiksional yang mengintegrasikan harga karbon, tata kelola inklusif, dan program perhutanan sosial, sekaligus menghadirkan mekanisme pendanaan inovatif untuk memperkuat investasi restorasi,” ujarnya.

Nani juga mengingatkan bahwa perlindungan hutan tidak semata tentang penanaman pohon, melainkan tentang menjaga masyarakat yang hidup berdampingan dengan hutan. Salah satu fokus diskusi adalah peluncuran Tropical Forests Forever Facility (TFFF) di Paviliun Indonesia pada 14 November. Inisiatif ini diarahkan untuk memperkuat pembiayaan konservasi dan restorasi ekosistem hutan tropis serta memperluas kerja sama antara negara-negara dengan wilayah hutan tropis yang signifikan.

Sesi bertajuk “Nature and Climate Action: Conserving Tropical Forests for Ecosystem Services and Climate” menghadirkan sejumlah tokoh, antara lain: Nani Hendiarti – Deputi Menteri Koordinator Bidang Aksesibilitas dan Keamanan Pangan, Republik Indonesia.

Mohammed Saeed Sultan Al Nuaimi – Wakil Sekretaris, Kementerian Perubahan Iklim dan Lingkungan, Uni Emirat Arab.  Elim Sritaba – Chief Sustainability Officer, APP Group. Andre Aquino – Kepala Kantor Penasihat Ekonomi dan Lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim, Republik Federatif Brasil.

Wenny Irawan – Senior Vice President Health, Safety, Security, and Environment (HSSE), PT Pertamina (PERSERO). Annisa Ayu Soraya – Vice President of Research and Product Development, PT ID Survey (PERSERO). Catherine Diam-Valla – Climate Change Technical Specialist, UNDP. Melizani Irmadhiany – Staf Khusus Bidang Kebijakan Strategis Kehutanan dan Lingkungan, Kemenko Urusan Pangan.

Forum tersebut menekankan kesamaan peran dan tanggung jawab Indonesia dan Brasil sebagai dua negara dengan ekosistem hutan tropis terbesar di dunia, serta kebutuhan memperkuat model restorasi berbasis kemitraan yang bersifat inklusif dan jangka panjang. “Kepemimpinan Brazil dalam meluncurkan Tropical Forests Forever Facility mencerminkan langkah konkret dalam memperkuat pembiayaan dan kolaborasi untuk perlindungan hutan tropis dalam skala besar,” kata Elim Sritaba, Chief Sustainability Officer APP Group.

“Inisiatif ini menunjukkan bahwa aksi iklim yang efektif membutuhkan pendanaan yang terkoordinasi, kemitraan yang inklusif, dan komitmen bersama terhadap tata guna lahan yang berkelanjutan. Kami percaya momentum yang diciptakan Brazil dapat menginspirasi kerangka kerja kolaboratif serupa di Indonesia, membantu memperkuat restorasi, dan memberikan dampak lingkungan serta sosial jangka panjang,” tambah Elim.

Kepala Kantor Penasihat Ekonomi dan Lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim, Republik Federatif Brasil, Andre Aquino, menegaskan pentingnya inovasi pembiayaan untuk mendukung konservasi jangka panjang. “Kita berbicara tentang hutan dan sumber pembiayaan baru untuk memobilisasi pendanaan jangka panjang bagi konservasi hutan tropis. Kita ingin arus pendanaan berbasis kinerja yang dapat diprediksi, berkelanjutan, dan memiliki skala yang cukup untuk mendorong perubahan. Peluncuran TFFF adalah langkah besar, namun masih banyak pekerjaan ke depan dan kami berharap semua negara dapat terlibat dan menjadi bagian dari keberhasilan ini,” katanya.

Melalui partisipasi dalam COP30, APP Group menegaskan komitmen jangka panjangnya melalui program Regenesis, termasuk alokasi US$30 juta per tahun selama satu dekade untuk mendukung pemulihan lanskap hutan, konservasi keanekaragaman hayati, dan penguatan mata pencaharian masyarakat di sekitar areal operasional. APP Group terus mendukung peran Indonesia dalam tata kelola kehutanan berkelanjutan melalui pendekatan ilmiah, kemitraan multipihak, dan praktik operasional yang bertanggung jawab.@

Rel/fd/timEGINDO.com

Scroll to Top