PBB Desak COP30 Sepakati Roadmap Tinggalkan Bahan Bakar Fosil

Sekjen PBB, Antonio Guterres
Sekjen PBB, Antonio Guterres

Belém | EGINDO.co – Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres pada hari Kamis (20 November) mengimbau agar KTT iklim COP30 mencapai kesepakatan mengenai isu yang masih diperdebatkan, yaitu mengurangi ketergantungan dunia terhadap bahan bakar fosil.

KTT yang diselenggarakan di kota Amazon, Belém, Brasil, gagal memenuhi tenggat waktu yang ditetapkan sendiri pada hari Rabu untuk mencapai kesepakatan di antara hampir 200 negara yang hadir mengenai berbagai isu, termasuk bagaimana meningkatkan pendanaan iklim dan beralih dari bahan bakar fosil.

“Saya menyambut baik seruan untuk mekanisme transisi yang adil dan koalisi yang terus berkembang yang menuntut kejelasan tentang transisi dari bahan bakar fosil,” ujarnya dalam konferensi pers di KTT tersebut.

KTT Berakhir Pada Hari Jumat

Tersisa kurang dari 48 jam hingga akhir KTT yang dijadwalkan untuk mencapai konsensus, yang oleh negara tuan rumah, Brasil, telah dibingkai sebagai langkah krusial untuk meningkatkan aksi iklim dan menunjukkan bahwa terdapat dukungan luas untuk mempercepat perwujudan janji dan ikrar selama puluhan tahun menjadi tindakan nyata.

“Satu hal yang jelas, kita sudah hampir mencapai batasnya, dan dunia sedang memperhatikan Belém,” kata Guterres. “Saya sangat mengimbau semua delegasi untuk menunjukkan kesediaan dan fleksibilitas.”

Masa depan bahan bakar fosil telah menjadi titik fokus negosiasi selama dua minggu ini.

Mengikuti jejak Brasil, puluhan negara, baik negara maju maupun negara berkembang, telah mendorong peta jalan yang menjelaskan bagaimana negara-negara harus beralih dari bahan bakar fosil.

Negara-negara lain, termasuk beberapa negara penghasil bahan bakar fosil, menolak.

KTT iklim COP28 pada tahun 2023, setelah diskusi yang berlarut-larut, sepakat untuk melakukan transisi, tetapi negara-negara tersebut belum memetakan bagaimana – atau kapan – hal itu akan terjadi.

“Saya sepenuhnya yakin bahwa kompromi itu mungkin,” tambah Guterres.

Sumber : CNA/SL

Scroll to Top