Lampung | EGINDO.com – Tanaman pohon kayu Balsa bernilai ekonomi, banyak kegunaannya dan cocok tumbuh untuk alam Indonesia. Untuk itu Direktur Utama (Dirut) Serayu Group, Hasan Tjoa, pakar penanaman pohon mengungkapkan dari hasil survei lahan yang sudah dilakukan dinyatakan sangat layak dan cocok untuk dilakukan penanaman tanaman pohon kayu Balsa di Kecamatan Gedung Aji Kabupaten Tulang Bawang Provinsi Lampung.
Hasil survei lahan yang dilakukan dari tim Serayu Group sejalan dengan apa yang diakui masyarakat Kampung Penawar Baru Kecamatan Gedung Aji Kabupaten Tulang Bawang Provinsi Lampung. “Saya tokoh masyarakat Tulang Bawang bersama ribuan warga lainnya pastinya sangat setuju dan mendukung dengan adanya penanaman pohon Kayu Balsa dengan metode tumpangsari padi Gogo dan rencana akan dibangun pabrik olahan dengan bahan bakunya dari Kayu Balsa di kampung kami, sebab akan mendatangkan keuntungan yang berlipat ganda,” kata Suyadi (50) warga tokoh masyarakat Kabupaten Tulang Bawang.

Dirut Serayu Group Hasan Tjoa menegaskan dari hasil survei lahan yang telah dilakukan tim Serayu Group juga telah disepakati investor yang juga Komisaris Utama PT Hai Cheng SB, Rudy Setiawan.
Hasan Tjoa pakar penanaman pohon menjelaskan tanaman Pohon Kayu Balsa (Ochroma Pyramidale) berasal dari Amerika Tengah dan Amerika Selatan di Negara Ekuador cocok dikembangkan di Indonesia. Tanaman Pohon Kayu Balsa banyak sekali kegunaan atau fungsi dan bernilai ekonomi tinggi. “Harus diakui di Indonesia penggunaan Kayu Balsa dalam kehidupan sehari-hari masyarakat mungkin masih jarang ditemukan. Pada hal jenis kayu yang sangat bermanfaat untuk berbagai macam kebutuhan hidup,” kata Hasan Tjoa.
Dipaparkannya, manfaat dari Pohon Kayu Balsa antara lain bisa dibuat Papan Selancar, Aeromodelling, Kincir Angin, Interior untuk pesawat terbang, kereta api, kapal laut hingga perabot rumah tangga seperti meja, kursi dan sebagainya. Bisa juga untuk pembuatan alat musik serta dapat digunakan untuk menyerap getaran dan peredam suara yang paling bagus. “Kelebihan dari Kayu Balsa yakni tahan hama, ringan dan kuat. Paling hebat lagi dapat ditanam dengan metode tumpangsari dengan Padi Gogo,” katanya.

Hasan Tjoa menjelaskan di luar negeri penggunaan kayu Balsa sudah sangat berkembang, misalnya sebagai bahan baku pembuat interior serta rangka aeromodelling (pesawat dari kayu balsa). Menurut para ahli, Kayu Balsa memiliki daya tahan tinggi dan mampu bersaing dengan material lainnya. Sifatnya alami dan ramah lingkungan menjadikan nilai tambah dari kayu tersebut. “Perlu diketahui bahwa Pohon Kayu Balsa habitatnya memang di Indonesia. Buktinya banyak tumbuh di Indonesia, disamping di daerah Amerika Latin, Papua Nugini, Thailand, Kepulauan Solomon,” ujarnya.
Ditegaskannya di Indonesia banyak dijumpai barisan pohon Kayu Balsa tumbuh di sekitar Provinsi Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, serta Papua. Berdasarkan habitatnya, pohon Kayu Balsa dapat tumbuh di dataran tinggi dan rendah sekitar 0 hingga 1000 meter dari permukaan laut (mdpl). Sedangkan rata-rata curah hujan yang dibutuhkan pohon Kayu Balsa berkisar 1500-3000 mm, dengan jumlah bulan kering atau musim kemarau sampai dengan tiga bulan per tahunnya. Suhu udara yang kehendaki berkisar 22-29 C, dengan suhu maksimum serta minimumnya masing-masing antara 24-30 C dan 22-28 C. “Semua yang dikehendaki tanaman Pohon Kayu Balsa ada di tanah air kita maka tanaman ini sangat cocok tumbuh di Indoneia,” katanya memastikan.
Menurut Hasan Tjoa dengan alam Indonesia, tanaman Pohon Kayu Balsa sangat cocok maka karakteristik Kayu dan Pohon Balsa akan cepat tumbuh dimana waktu pertumbuhannya berkisar 4 hingga 5 tahun sudah mencapai tinggi 20 meter dengan diamater 40 cm. “Jika kita bandingkan dengan jenis pohon lainnya, masa perkembangbiakan tanaman tergolong cukup instan, sehingga bernilai ekomoni tinggi,” kata Hasan Tjoa menegaskan.@
Fd/timEGINDO.com