Jakarta|EGINDO.co Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan memiliki ruang penguatan pada perdagangan Jumat, 14 November 2025, setelah pada sesi sebelumnya terkoreksi 0,20% dan ditutup di posisi 8.371,99. Pelemahan tersebut terutama dipicu oleh aksi jual pada saham-saham berkapitalisasi besar seperti UNVR, TLKM, BBCA, dan BMRI. Kendati demikian, sejumlah emiten masih menunjukkan ketahanan, di antaranya DSSA dan AMMN, sementara SWID serta BEER berada di jajaran top gainers.
MNC Sekuritas menilai IHSG berpotensi bergerak naik dalam rentang 8.487–8.539, dengan strategi buy on weakness untuk saham ARCI, MLPL, dan SIDO. Untuk AKRA, analis menyarankan sell on strength seiring potensi terbatasnya kenaikan jangka pendek.
Di sisi lain, Phintraco Sekuritas memberikan pandangan lebih berhati-hati. Menurut kajiannya, IHSG masih menghadapi risiko penurunan menuju area support 8.300–8.325, dipengaruhi oleh indikator teknikal yang belum solid serta kondisi pasar global yang kurang kondusif. Sentimen eksternal yang menekan antara lain koreksi indeks-indeks Wall Street dan memudarnya ekspektasi penurunan suku bunga The Federal Reserve.
Dari dalam negeri, pelaku pasar menunggu keputusan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pekan depan. Jika tekanan pada nilai tukar rupiah masih berlanjut, BI diperkirakan mempertahankan suku bunga acuan di level 4,75%. Dalam kesempatan yang sama, Phintraco merekomendasikan sejumlah saham sebagai pilihan, antara lain PNLF, ARCI, TINS, INDF, dan BRMS. (Sn)