Darmin: Analisis PANS November Sektor Banking, Cylical Consumer Berpeluang Cuan

Darmin, S.E., MBA
Darmin, S.E., MBA

Medan | EGINDO.com – Portofoli bulanan 7 saham pilihan Panin Sekuritas (PANS) relatif in-line dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berikan Cuan +1,1% dari bulan sebelumnya (MoM) di Oktober 2025 dimana IHSG naik sebesar +1,3% MoM. Hal ini didorong oleh saham JPFA selama Oktober 2025 naik +28.1% karena kenaikan harga broiler dan DOC. Sedangkan saham TOBA mengalami penurunan dalam karena tidak ikutnya perseroan pada tender waste to energy serta laba bersih yang negatif.

“Secara geometric sejak awal tahun 2025, performa 7 saham pilihan PANS juga masih mampu mengalahkan IHSG. Saham pilihan PANS Cuan +48,5% sedangkan IHSG hanya naik +16,1%. Untuk periode November 2025, kami merekomendasikan 7 saham yakni : BBRI, BMRI, HMSP, TAPG, BBYB, MAPA, GOTO,” ungkap Business Development PANS Cabang Medan, Darmin, S.E., MBA, pada Rabu (10/11/2025) di Medan.

Diungkapkan peraih Rekor MURI sebagai orang pertama di Indonesia yang meraih empat izin profesi lengkap di pasar modal yakni Broker-Dealer, Fund Manager, Underwriter, dan Investment Advisor, ancaman Presiden Amerika Serikat (US) Trump terkait tarif impor 100% kepada Tiongkok menyebabkan pasar sempat terkejut. Indeks utama US kompak melemah di pekan ke-2 Oktober 2025. Untungnya kondisi tersebut tidak belangsung lama. Pertemuan antara Presiden Trump dan Presiden Xi di sela-sela KTT APEC menandakan penurunan ketegangan yang signifikan, dengan pencabutan sebagian tarif terkait fentanyl, perpanjangan penundaan tarif reciprocal selama 1 tahun, dan Tiongkok yang akan kembali membeli kedelai dari US.

Disisi lain, The Fed memutuskan untuk memangkas suku bunga acuannya sebesar 25bps di pertemuan FOMC Oktober 2025. “Sentimen dovish The Fed terpangkas seiring dengan concern The Fed terhadap nihilnya data-data ekonomi terbaru karena shutdown yang masih berjalan, memicu pernyataan Gubernur The Fed Jerome Powell yang menekankan ketidakpastian pada pemangkasan suku bunga pada FOMC Dec-29 nanti,” katanya menjelaskan.

Sementara di dalam negeri Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menahan suku bunga acuannya di level 4,75% seiring dengan komitmen BI terhadap stabilitas nilai Rupiah. Lebih lanjut jelasnya, BI akan lebih fokus untuk memastikan efektivitas transmisi kebijakan suku bunganya melalui Kebijakan Likuiditas Makroprudensial (KLM) demi mendorong pertumbuhan kredit perbankan.

Disisi lain, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data PDB Kuwartal ke-3 Tahun 2025 pada Rabu (5/11). Konsensus pasar meyakini bahwa pertumbuhan PDB YoY pada Kuwartal ke-3 Tahun 2025 akan melambat seiring dengan terbatasnya konsumsi rumah tangga domestik. Rupiah sideways di level Rp16.600/USD, dimana sentimen pasar didominasi oleh pelebaran defisit APBN serta penguatan US Dollar pasca hawkish tone dari Gubernur The Fed Jerome Powell.

Kedepannya, pasar akan mencermati terkait ekspektasi pemangkasan BI Rate sebesar 25bps hingga akhir tahun 2025 ini, percepatan realisasi belanja negara, dan rilisnya data pertumbuhan ekonomi Kuwartal ke-3 Tahun 2025. Saham perbankan serta cyclical consumer menjadi pilihan. IHSG menguat pada Oktober 2025 sebesar +1,3% MoM dan sempat mencatatkan rekor all time high pada 27 Oktober 2025 di 8.354, didorong oleh arah kebijakan moneter yang longgar di US pasca pemangkasan suku bunga Oktober 2025. Tensi dagang AS dengan China yang membaik, serta dukungan fiskal dari pemerintah melalui insentif dan penempatan dana SAL.

Sektor yang positif di bulan ini adalah IDXPROP sebesar +14,6% MoM seiring dengan arah kebijakan moneter yang longgar. Selain itu, sektor IDXTRANS juga naik signifikan sebesar +7,8% MoM seiring dengan ekspektasi meningkatnya perdagangan global pasca tensi dagang yang membaik. “Patut dicermati, IDXTECH terkoreksi sebesar -5,9% MoM karena rilis laporan keuangan yang kurang positif untuk beberapa emiten,” ungkapnya.

Untuk November 2025, Darmin merekomendasikan sektor Banking karena perbaikan laba bersih serta likuiditas yang lebih longgar, kami juga melihat pertumbuhan kredit yang lebih tinggi ditahun depan seiring dengan transmisi kebijakan moneter, serta cylical consumer karena potensi insentif pemangkasan PPN serta insentif PPH akan mendorong daya beli masayarakat.

Sektor yang akan tertekan dalam jangka pendek ini katanya adalah emas karena volatilitas yang turun akan mengurangi permintaan untuk emas. Batubara karena masih lemahnya tren impor batubara dari China dan India.

Darmin melihat pertumbuhan ekonomi akan lebih baik kedepannya, IHSG akan menguat di November 2025.Hal ini didorong oleh dukungan moneter dan fiskal untuk perekonomian, tensi dagang yang membaik antara US dengan China, ekspektasi laba bersih yang membaik khususnya di 2026, serta spill-over dari dukungan likuiditas dari Kemenkeu ke sektor perbankan.@

Rin/timEGINDO.com

Scroll to Top