Harga Minyak Turun, Khawatir Permintaan Menutupi Pemangkasan Suku Bunga FED

Harga Minyak Turun
Harga Minyak Turun

London | EGINDO.co – Harga minyak turun pada hari Jumat karena kekhawatiran atas permintaan bahan bakar melebihi ekspektasi bahwa pemotongan suku bunga pertama tahun ini oleh Federal Reserve AS akan memicu lebih banyak konsumsi.

Harga minyak mentah Brent berjangka turun 14 sen, atau 0,2 persen, menjadi $67,30 per barel pada pukul 10.51 GMT, sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate AS turun 28 sen, atau 0,4 persen, menjadi $63,29.

Kedua harga acuan tersebut masih berada di jalur untuk kenaikan mingguan kedua berturut-turut.

The Fed memangkas suku bunga acuannya sebesar seperempat poin persentase pada hari Rabu dan mengindikasikan bahwa pemotongan lebih lanjut akan menyusul karena merespons tanda-tanda pelemahan di pasar tenaga kerja.

Biaya pinjaman yang lebih rendah biasanya mendorong permintaan minyak dan mendorong harga lebih tinggi.

“Pasar telah terjebak di antara sinyal yang saling bertentangan,” kata Priyanka Sachdeva, seorang analis di Phillip Nova.

Di sisi permintaan, semua lembaga energi, termasuk Badan Informasi Energi (EIA), telah mengisyaratkan kekhawatiran tentang melemahnya permintaan, sehingga meredam ekspektasi kenaikan harga yang signifikan dalam jangka pendek, ujar Sachdeva.

“Di sisi penawaran, rencana peningkatan produksi dari OPEC+ dan tanda-tanda kelebihan pasokan dalam persediaan produk bahan bakar AS membebani sentimen,” tambahnya.

Peningkatan stok distilat AS yang lebih tinggi dari perkiraan sebesar 4 juta barel meningkatkan kekhawatiran atas permintaan di negara konsumen minyak terbesar dunia dan menekan harga.

Data ekonomi terbaru juga menambah kekhawatiran, dengan pasar tenaga kerja AS melemah sementara pembangunan rumah keluarga tunggal anjlok ke level terendah dalam beberapa tahun pada bulan Agustus di tengah kelebihan pasokan rumah baru yang tidak terjual.

Salah satu faktor yang menahan harga minyak adalah pemulihan ekonomi yang tidak merata, khususnya di AS, kata analis PVM Oil Associates, Tamas Varga.

“Sektor korporasi diuntungkan oleh deregulasi yang sedang berlangsung, sementara konsumen mulai merasakan beban tarif impor, dengan pasar tenaga kerja dan perumahan menunjukkan tanda-tanda pelemahan,” ujarnya.

Di Rusia, Kementerian Keuangan berencana melindungi anggaran negara dari fluktuasi harga minyak, sementara sanksi Barat meredakan beberapa kekhawatiran terkait pasokan.

Komisi Eropa akan mengusulkan pelarangan impor LNG Rusia paling lambat 1 Januari 2027, setahun lebih awal dari yang direncanakan, sebagai bagian dari paket sanksi ke-19 terhadap Moskow, ungkap sumber Uni Eropa pada hari Jumat.

Sumber : CNA/SL

Scroll to Top