Rupiah Melemah ke Rp16.571, Tertekan Penguatan Dolar Pasca Keputusan The Fed

ilustrasi
ilustrasi

Jakarta|EGIDO.co Nilai tukar rupiah kembali dibuka melemah pada perdagangan Jumat (19/9/2025). Mengacu data Bloomberg, rupiah turun 44 poin atau 0,27% ke posisi Rp16.571 per dolar Amerika Serikat (AS).

Sejalan dengan itu, indeks dolar AS tercatat naik 0,09% menjadi 97,43. Mayoritas mata uang Asia juga berada di zona merah. Yen Jepang terkoreksi 0,05%, won Korea melemah 0,41%, sementara rupee India dan yuan China masing-masing tertekan 0,37% dan 0,05%.

Menurut Reuters, penguatan dolar AS didorong oleh langkah Federal Reserve (The Fed) yang memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin. Namun, nada kebijakan yang disampaikan bank sentral masih bernuansa hawkish.

Analis Marex, Edward Meir, menilai The Fed belum menunjukkan dukungan penuh terhadap penurunan suku bunga yang lebih agresif. “Pesan dari The Fed masih cenderung hawkish, mereka tidak benar-benar memberi sinyal pemangkasan lanjutan secara tegas,” jelasnya.

Sementara itu, Ahli Pasar Berkembang Wells Fargo Securities, Brendan McKenna, menyebut penguatan dolar pasca-FOMC memberi tekanan luas terhadap mata uang Asia. Ia menilai rupiah termasuk yang paling rentan karena dipengaruhi dinamika kebijakan domestik. “Dengan bauran kebijakan terbaru di Indonesia, rupiah mungkin menjadi salah satu yang paling sensitif,” ujarnya dikutip dari Bloomberg.

Di sisi lain, Gubernur The Fed Jerome Powell menyebut pemangkasan suku bunga dilakukan sebagai langkah manajemen risiko untuk mengantisipasi pelemahan pasar tenaga kerja. Mengutip CNBC International, pelaku pasar kini memperkirakan peluang 90% adanya pemangkasan lanjutan 25 basis poin pada pertemuan The Fed Oktober, meningkat dari proyeksi sehari sebelumnya sebesar 74,3%.

Sumber: Bisnis.com/Sn

 

Scroll to Top