Jakarta|EGINDO.co Nilai tukar rupiah mengawali perdagangan hari ini dengan penguatan terhadap dolar Amerika Serikat. Dibuka naik sekitar 0,23 persen, rupiah berada di kisaran Rp 16.378 per dolar AS, setelah sebelumnya menutup perdagangan Senin kemarin dengan pelemahan sebesar 0,25 persen di level Rp 16.415 per dolar AS.
Penguatan rupiah terjadi karena dolar AS mengalami tekanan seiring meningkatnya ekspektasi bahwa The Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga acuan. Analis Pasar Uang Lukman Leong menyebutkan bahwa peluang untuk pemangkasan sebesar 50 basis poin dalam pertemuan FOMC yang dijadwalkan besok sangat besar, terutama setelah berbagai data ekonomi, termasuk ketenagakerjaan, menunjukkan kelemahan.
Berdasarkan alat analisis CME FedWatch, terdapat probabilitas sekitar 96,4 persen bahwa pemangkasan suku bunga The Fed akan sebesar 25 basis poin. Sementara itu, peluang untuk pemotongan yang lebih agresif sebesar 50 poin hanya sekitar 3,6 persen.
Data Nonfarm Payroll (NFP) Amerika Serikat yang dirilis belakangan menunjukkan pertambahan pekerjaan jauh di bawah estimasi — misalnya hanya bertambah sekitar 22.000 pekerjaan pada Agustus dibandingkan prediksi pasar yang lebih tinggi — yang memperkuat asumsi bahwa ekonomi AS mulai menunjukkan tanda-perlambatan.
Lukman Leong memperkirakan rupiah hari ini akan bergerak di kisaran Rp 16.350-16.450 per dolar AS. Sementara itu, Ekonom dari Mirae Asset, Rully Arya Wisnubroto, berpendapat bahwa Bank Indonesia kemungkinan besar akan mempertahankan suku bunga pada Rapat Dewan Gubernur pekan ini, meskipun tekanan dari kondisi politik dalam negeri dan pergantian posisi Menteri Keuangan sempat menjadi faktor pelemah.
Sumber: rri.co.id/Sn