Jakarta|EGINDO.co Harga emas dunia mencapai rekor tertinggi baru seiring dengan melemahnya dolar AS dan turunnya imbal hasil obligasi pemerintah AS, sementara investor memilih bersikap menunggu (“wait and see”) menjelang rapat penting Federal Reserve (The Fed) pekan ini.
Berdasarkan laporan Reuters, pasar spot emas sempat menyentuh puncak US$3.685,39 per troy ounce pada perdagangan kemarin (Waktu AS). Namun, menurut catatan Bloomberg hari ini pukul 05.37 WIB, harga emas spot terkoreksi sedikit ke angka US$3.678,85. Sementara itu, emas berjangka AS untuk pengiriman Desember justru menguat sebesar 0,8% menjadi US$3.719. Jika melihat pergerakan pekan lalu, logam mulia ini telah naik sekitar 1,6%.
Penurunan indeks dolar AS – sekitar 0,3%, mencapai posisi terendah satu pekan – membuat emas menjadi lebih menarik bagi pemegang mata uang selain dolar. Di sisi lain, imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun juga melemah, yang umumnya mengurangi biaya peluang memegang emas sebagai aset yang tidak menghasilkan bunga.
Mayoritas pelaku pasar memperkirakan bahwa The Fed akan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) pada Rabu (17/9/2025) waktu setempat—ini akan menjadi pemangkasan pertama sejak Desember lalu. Namun tidak sedikit yang menilai kemungkinan pemangkasan lebih agresif sebesar 50 bps masih terbuka.
Seorang analis di Zaner Metals, Peter Grant, mengatakan bahwa pemotongan 25 bps sudah sangat diantisipasi pasar, dan bahwa mungkin masih ada satu hingga dua pemangkasan tambahan hingga akhir tahun. Grant memproyeksikan bahwa target jangka pendek emas berada di kisaran US$3.700 – US$3.743.
Selain faktor kebijakan moneter, kabar bahwa China akan melonggarkan regulasi ekspor-impor emas juga menjadi pemicu permintaan kuat. Permintaan baik dari sektor resmi (bank sentral) maupun swasta disebut sebagai pendorong utama dalam reli emas terbaru.
Data makro ekonomi AS mendukung ekspektasi pemangkasan suku bunga: inflasi konsumen pada Agustus mencatat peningkatan tercepat dalam tujuh bulan, sementara momentum pasar tenaga kerja mulai melemah, menambah tekanan agar The Fed melakukan pelonggaran kebijakan.
Sedikit tambahan dari media lain: menurut laporan Trading Economics, harga emas global tetap berada di dekat level tertinggi rekor ketika investor mempertimbangkan data-data ekonomi AS yang mendukung dugaan pemangkasan suku bunga.
Sumber: Bisnis.com/Sn