IHSG Rebound ke 7.682, Pasar Tunggu Kejelasan Fiskal dan Kebijakan The Fed

ilustrasi
ilustrasi

Jakarta|EGINDO.co  Setelah tertekan dalam dua hari terakhir, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya kembali menguat pada perdagangan Rabu (10/9/2025). Data Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, IHSG naik 0,95 persen ke posisi 7.682.

Sehari sebelumnya, Selasa (9/9/2025), IHSG ditutup melemah 1,78 persen atau turun 138 poin ke level 7.628,6. Menurut Analis Mirae Asset Sekuritas, Tasrul Tanar, posisi tersebut sudah memasuki area jenuh jual, sehingga membuka peluang rebound jika mampu bertahan di atas 7.621.

“Apabila tren penguatan berlanjut, IHSG berpotensi menguji level resistansi 7.731 hingga 7.782,” kata Tasrul.

Investor Asing Masih Tekan Pasar

Aksi jual asing masih cukup dominan dengan total net sell Rp4,5 triliun hingga Selasa. Saham-saham perbankan besar paling tertekan, di antaranya BBCA (Rp2,1 triliun), BMRI (Rp1,4 triliun), dan BBRI (Rp468,6 miliar).

Sebaliknya, beberapa saham justru menjadi incaran investor asing, yakni ASII (Rp93,5 miliar), MDKA (Rp80,7 miliar), dan INDY (Rp31,6 miliar).

Sentimen Global dan Domestik

Dari mancanegara, perhatian investor tertuju pada rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) AS pada 17 September mendatang. Ekonom Mirae Asset Sekuritas, Rully Arya Wisnubroto, menyebut pasar berjangka memperkirakan peluang 90,1 persen penurunan suku bunga The Fed sebesar 25 basis poin.

“Ekspektasi tersebut menopang harga emas dan turut mendorong penguatan bursa saham AS. Hal ini menciptakan sentimen positif bagi aset berisiko, termasuk pasar saham Indonesia,” ujar Rully.

Di dalam negeri, pasar menunggu arah kebijakan fiskal Menteri Keuangan baru, Purbaya Yudhi Sadewa. Kejelasan strategi fiskal dinilai penting untuk memastikan keberlanjutan fiskal di tengah kebutuhan pembiayaan program pemerintahan yang cenderung ekspansif.

Tim riset Mirae Asset menekankan bahwa konsistensi dan kredibilitas kebijakan menjadi kunci dalam menjaga stabilitas makroekonomi serta kepercayaan investor.

Sementara itu, dilaporkan Kompas, sentimen positif di pasar Asia turut menopang IHSG. Bursa saham Jepang dan Korea Selatan kompak menguat setelah investor menilai kebijakan bank sentral global cenderung longgar, sehingga memberi ruang bagi pemulihan pasar saham regional.

Sumber: rri.co.id/Sn

Scroll to Top