Jakarta|EGINDO.co Perdana Menteri Jepang, Shigeru Ishiba, secara resmi menyampaikan pengunduran dirinya pada hari Minggu, 7 September 2025. Meskipun demikian, ia menyatakan akan terus menjalankan tugas negara hingga digantikan oleh pemimpin baru yang dipilih melalui mekanisme pemilihan darurat partai, yakni Partai Demokrat Liberal (LDP).
Ishiba, yang telah menjabat kurang dari satu tahun sejak terpilih sebagai ketua LDP pada September 2024, menyampaikan pada konferensi pers bahwa keputusannya untuk mundur didasarkan atas tanggung jawab atas kekalahan berturut-turut dalam pemilu. Ia juga menegaskan pencapaian penting berupa finalisasi kesepakatan dagang dengan Amerika Serikat—pengurangan tarif impor otomotif—sebagai momen yang tepat untuk melepaskan peran kepemimpinan.
Lebih lanjut, pernyataan Ishiba menggarisbawahi bahwa setelah “Jepang menandatangani kesepakatan dagang dan presiden (AS) telah menandatangani perintah eksekutif, kita telah melewati hambatan utama. Kini saatnya menyerahkan estafet kepada generasi berikutnya”.
Dampak Politik dan Reaksi Pasar
Pasar keuangan Jepang merespons dengan cepat. Nilai tukar yen melemah signifikan, sementara imbal hasil obligasi pemerintah maupun indeks saham mencerminkan gejolak ketidakpastian politik.
Reuters mencatat bahwa para analis khawatir kebijakan fiskal dan ekonomi dalam negeri akan mengalami ketidakpastian lebih lanjut. Para kandidat yang muncul dalam kontestasi kepemimpinan, terutama Sanae Takaichi, yang dikenal pro-pengeluaran publik serta menentang kenaikan suku bunga Bank of Japan, bisa memperbesar sinyal pergeseran kebijakan ekonomi.
Sementara itu, indeks saham utama Jepang seperti Nikkei 225 justru mengalami kenaikan sekitar 1–1,4%, menandakan optimisme investor terhadap potensi pelonggaran kebijakan fiskal atau moneter.
Kandidat Pengganti dan Prospek Pemimpin Baru
LDP dilaporkan segera menggelar pemilihan pemimpin partai secara darurat. Beberapa nama yang mencuat sebagai calon kuat antara lain:
-
Sanae Takaichi – Kans pertama sebagai perdana menteri perempuan Jepang, dikenal konservatif serta mendukung kebijakan ekspansif dan skeptis terhadap kenaikan suku bunga.
-
Shinjiro Koizumi – Politikus muda dengan latar reformis, berpotensi menjadi perdana menteri termuda Jepang modern.
-
Yoshimasa Hayashi – Sekretaris Kabinet berpengalaman dengan reputasi menjaga independensi Bank of Japan.
-
Toshimitsu Motegi – Mantan Menteri Luar Negeri, menjadi kandidat pertama yang secara resmi menyatakan niat maju.
Shigeru Ishiba menarik diri dari pucuk pimpinan Jepang pada 7 September 2025, usai menyelesaikan berbagai agenda penting—terutama kesepakatan dagang dengan AS—dan menghadapi tekanan internal akibat kekalahan politik yang signifikan. Roa pengunduran ini memicu reaksi tajam dari pasar, menciptakan volatilitas pada nilai mata uang, obligasi, dan saham.
Partai Demokrat Liberal (LDP) kini memasuki fase krusial dalam menentukan pemimpin baru, di tengah ketidakpastian masa depan kebijakan ekonomi dan arah politik Jepang. Nama-nama seperti Sanae Takaichi, Shinjiro Koizumi, Yoshimasa Hayashi, dan Toshimitsu Motegi menjadi sorotan, masing-masing membawa potensi arah kebijakan yang berbeda.
Sumber: rri.co.id/Sn