Jakarta|EGINDO.co Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI)—yang dirintis pada 24 Desember 2007 di Bogor oleh mahasiswa dari 37 perguruan tinggi seperti UI, UNJ, UNS, dan IT Telkom—memutuskan menunda rencana aksi demonstrasi yang awalnya dijadwalkan pada Selasa, 2 September 2025.
Menurut Koordinator BEM SI, Muzammil Ihsan, penundaan ini bukan sekadar jeda, melainkan sebuah momen untuk memperkuat lini strategi dan memastikan gerakan mampu menjadi solusi, bukan sekadar protes. Ia menegaskan bahwa gerakan tersebut harus tetap orisinal dan bebas dari campur tangan kelompok yang tidak bertanggung jawab.
“Kami ingin tampil tidak hanya sekadar menuntut, tetapi juga hadir sebagai solusi bagi bangsa,” kata Muzammil dalam keterangannya pada hari yang sama.
Sebelumnya, BEM SI memang sempat dicurigai akan menggelar aksi di sejumlah titik strategis Jakarta, seperti Gedung DPR/MPR RI, kawasan Patung Kuda, Balai Kota, hingga Istana Merdeka. Namun hingga pagi hari aksi tidak kunjung diumumkan secara resmi, memicu spekulasi bahwa belum ada titik kumpul yang benar-benar dipastikan.
Media Pikiran Rakyat menyebut bahwa BEM SI Kerakyatan membatalkan rencana unjuk rasa bertajuk “Indonesia C(emas) Jilid II” karena situasi di Jakarta dan beberapa wilayah dinilai belum kondusif, seiring meningkatnya insiden kerusuhan.
Hal senada dilaporkan juga oleh Radar Banyuwangi (Jawapos), yang menyebut penundaan sebagai langkah strategis, bukan karena rasa takut, dan bukan berarti gerakan berhenti—aksi di waktu lain tetap dijanjikan. Polda Metro Jaya bersama TNI bahkan disebut telah menyiagakan sekitar 350 personel dalam patroli bergantian untuk menjaga keamanan ibu kota.
Selain itu, CNBC Indonesia mewartakan bahwa meski aksi hari ini batal, tuntutan mahasiswa tetap relevan. BEM SI menyoroti sejumlah isu penting seperti pengesahan RUU Perampasan Aset dan berbagai persoalan demokrasi yang sedang bergulir.
Sumber: Tribunnews.com/Sn