Jakarta | EGINDO.com – Aksi demo yang terjadi di Jakarta dan sejumlah kota besar di Indonesia berpotensi mengancam operasional pusat perbelanjaan dan industri mal merasa was-was. Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) menyebut ada risiko kerugian besar jika kerusuhan di Jakarta dan kota kota besar lainnya di Indonesia terus berlanjut.
Ketua Umum APPBI Alphonzus Widjaja mengakui demo yang berakhir dengan kericuhan di Jakarta dan kota kota besar lainnya di Indonesia berpotensi mengganggu penjualan. “Di Jakarta terdapat ada 100 pusat perbelanjaan,” katanya.
Alphonzus Widjaja menaksir ada kerugian kumulatif bisa mencapai sekitar Rp 500 miliar per hari disebabkan terjadinya penurunan penjualan.Hal tersebut belum termasuk risiko kerusakan. Namun, Alphonzus mengatakan belum ada laporan kerusakan di pusat-pusat belanja sampai saat ini dan berharap hal itu tidak terjadi.
Menurutnya selama kondisi kondusif, maka pusat-pusat belanja itu akan tetap beroperasi melayani kebutuhan masyarakat. Namun, dalam kondisi dan situasi yang masih belum pasti, maka pihaknya belum bisa memastikan bagaimana operasional pengusaha untu hari kedepan.
Katanya kondisi yang ada harus dilihat dan tentunya masing-masing pusat perbelanjaan dapat memutuskan untuk tetap beroperasi normal sepenuhnya atau melakukan penutupan sementara operasionalnya. “Tentunya akan menyesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat yang terjadi,” katanya.
Meskipun begitu Alphonzus memastikan pusat-pusat belanja akan tetap berupaya beroperasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, terkhususnya kebutuhan pokok. “Kita berharap pemerintah dapat mendukung dan menciptakan keamanan serta kenyamanan pusat-pusat belanja,” katanya.
Sementara itu pantauan EGINDO.com di lapangan dalam suasana terjadinya demo atau unjukrasa memprotes kebijakan DPR tentang tunjangan DPR yang acap kali berakhir dengan kericuhan massa demontran masih dalam batas batas yang normal, tidak terjadi pengrusakan kepada pusat pusat perbelanjaan.@
Bs/fd/timEGINDO.com