Jakarta|EGINDO.co Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diperkirakan akan mengalami pergerakan yang volatil pada perdagangan hari ini, Kamis (21/8/2025), menyusul kebijakan terbaru Bank Indonesia (BI) yang kembali menurunkan suku bunga acuan per Agustus 2025.
Menurut data Bloomberg, pada Rabu (20/8/2025), rupiah ditutup melemah sebesar 0,16% ke posisi Rp16.271 per dolar AS, sementara indeks dolar AS menguat tipis 0,05% ke level 98,32.
Langkah BI:
Melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 19–20 Agustus 2025, BI menurunkan BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 5%, sekaligus memangkas suku bunga Deposit Facility menjadi 4,25% dan Lending Facility menjadi 5,75%. Gubernur Perry Warjiyo menyatakan keputusan ini dilandasi pada asesmen proyeksi makroekonomi serta kondisi ke depan. Ia menekankan bahwa langkah ini sejalan dengan perkiraan inflasi yang tetap rendah—dalam sasaran 2,5±1% untuk 2025–2026—serta upaya mempertahankan stabilitas nilai tukar rupiah dan mendukung pertumbuhan ekonomi sesuai kapasitas.
Dukungan dari Reuters:
Reuters menyebut bahwa keputusan ini mengejutkan pasar, karena hanya sedikit ekonom yang memprediksi BI akan melakukan penurunan suku bunga lagi setelah pemangkasan Juli 2025. BI ternyata telah memangkas suku bunga secara berturut-turut, total lima kali sejak September 2024, menjadikan level BI Rate sekarang berada pada titik terendah sejak akhir 2024. BI juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan tumbuh sekitar 5,1% atau lebih tinggi pada 2025, lebih optimistis dibanding realisasi 5,03% pada 2024.
Sentimen Domestik dan Global:
Pengamat valuta asing, Ibrahim Assuaibi, menyoroti sejumlah sentimen domestik yang turut memengaruhi pergerakan rupiah. Di antaranya adalah rencana pemerintah melakukan penarikan utang baru senilai Rp781,87 triliun pada 2026 melalui penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) dan pinjaman.
Dari sisi global, sentimen yang menjadi perhatian adalah konflik Rusia–Ukraina, sikap Trump yang menyatakan akan mendukung keamanan Ukraina dan merencanakan pertemuan trilateral dengan Putin, serta kebijakan tarif AS terhadap India, termasuk tarif sekunder sebesar 25% atas pembelian minyak Rusia yang akan efektif pada 27 Agustus. Pasar juga mencermati hasil rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) dan pidato Ketua The Fed, Jerome Powell, di simposium Jackson Hole, yang diharapkan memberi petunjuk arah kebijakan moneter AS selanjutnya.
Proyeksi Nilai Tukar Rupiah:
Berdasarkan analisis tersebut, Ibrahim memproyeksikan rupiah akan bergerak fluktuatif, namun diprediksi ditutup melemah dalam rentang sekitar Rp16.240 – Rp16.300 per dolar AS.
Sumber: Bisnis.com/Sn