Jakarta|EGINDO.co Nomura Holdings Inc. memproyeksikan Federal Reserve (The Fed) akan mulai memangkas suku bunga pada September 2025, seiring melemahnya pasar tenaga kerja Amerika Serikat (AS) dan meredanya risiko inflasi.
Dalam catatan riset yang dikutip Bloomberg, Rabu (13/8/2025), ekonom Nomura memperkirakan bank sentral AS akan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada pertemuan September, diikuti dua kali pemangkasan tambahan masing-masing pada Desember 2025 dan Maret 2026.
Meski konsensus median analis memperkirakan pemangkasan 25 basis poin dalam tiga bulan ke depan, waktu pelaksanaan masih menjadi perdebatan. Sebelumnya, Nomura memproyeksikan pelonggaran kebijakan baru terjadi pada akhir tahun. Namun, perkembangan terbaru membuat pasar keuangan mulai memposisikan pemangkasan pada September, dengan kemungkinan langkah lanjutan pada Desember, berdasarkan data world interest rate probability.
Inflasi dan Pasar Tenaga Kerja Jadi Penentu
Data indeks harga konsumen (CPI) AS yang dirilis Selasa (12/8/2025) menunjukkan inflasi inti naik 0,3% pada Juli, sejalan dengan perkiraan ekonom. Kenaikan harga di kategori barang yang terdampak tarif impor tercatat moderat, sehingga memicu optimisme bahwa bea masuk tidak akan memicu lonjakan inflasi signifikan.
Sementara itu, pasar tenaga kerja menunjukkan pelemahan. Revisi data menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja bulanan dalam tiga bulan terakhir menjadi yang terlemah sejak pandemi COVID-19.
Pasar Taruhan pada Pemangkasan Lebih Besar
Setelah rilis data CPI, sebagian investor mulai mempertimbangkan kemungkinan pemangkasan yang lebih agresif, yakni 50 basis poin pada September. Menteri Keuangan AS Scott Bessent, dalam wawancara dengan Fox Business, menyebut opsi tersebut layak dipertimbangkan.
Data LSEG menunjukkan pelaku pasar di perdagangan kontrak berjangka suku bunga meningkatkan taruhan pada pemangkasan 25 basis poin pada September. Probabilitas langkah tersebut melonjak menjadi 98% dari sekitar 89% pada awal perdagangan Selasa waktu setempat.
Andrew Szczurowski, Co-Head Mortgage and Securitized Investment Morgan Stanley Investment Management, mengatakan pasar sebelumnya mengantisipasi inflasi yang lebih tinggi, tetapi kekhawatiran itu tidak terwujud. “Jika kita mempertimbangkan mandat ganda The Fed, terlihat bahwa mereka justru lebih meleset pada target ketenagakerjaan ketimbang target inflasi,” ujarnya.
Berdasarkan FedWatch Tool milik CME Group, peluang pemangkasan suku bunga 25 basis poin pada pertemuan September kini mendekati 100%. Selain itu, riset Goldman Sachs juga merevisi proyeksi awalnya, memajukan prediksi pemangkasan pertama dari Desember menjadi September 2025, dengan alasan pelemahan indikator pasar tenaga kerja dan ekspektasi inflasi yang terjaga.
Sumber: Bisnis.com/Sn