Rupiah Diprediksi Bergerak Fluktuatif, Ditutup Melemah di Rentang Rp16.270–Rp16.320

Ilustrasi
Ilustrasi

Jakarta|EGINDO.co Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diperkirakan akan bergerak fluktuatif pada perdagangan Selasa (12/8/2025), namun diproyeksikan ditutup melemah di kisaran Rp16.270–Rp16.320 per dolar AS.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah justru menguat tipis sebesar 0,08% ke posisi Rp16.279,50 per dolar AS pada penutupan perdagangan Senin (11/8/2025). Sebaliknya, menurut data Refinitiv yang dilansir oleh CNBC Indonesia, rupiah kembali menguat sekitar 0,12% pada senin dan ditutup di level Rp16.265 per dolar AS.

Mata uang Asia lainnya menunjukkan pergerakan yang variatif: yen Jepang menguat, begitu pula dolar Singapura, rupee India, peso Filipina, dan ringgit Malaysia. Sementara baht Thailand, yuan China, won Korea Selatan, dan dolar Taiwan justru mengalami koreksi.

Pengamat pasar, Ibrahim Assuaibi, menilai bahwa pertumbuhan ekonomi global dapat membaik, asalkan kebijakan mampu membangun kepercayaan, prediktabilitas, serta stabilitas harga. Ia juga mencatat harapan pasar terhadap potensi berakhirnya sanksi minyak Rusia, seiring rencana pertemuan Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin pada 15 Agustus mendatang.

Dari dalam negeri, IMF merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,8% pada tahun 2025—naik dari proyeksi sebelumnya sebesar 4,7%—sejalan dengan penguatan proyeksi ekonomi global menjadi 3,0% dan 3,1% untuk 2026.

  • Liputan6 menyatakan bahwa IMF dalam laporan World Economic Outlook Update terbaru menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,8% pada 2025 dan 2026, merupakan peningkatan 0,1 poin dari perkiraan sebelumnya.

  • CNBC Indonesia juga memberitakan bahwa dana pemulihan dari revisi IMF selaras dengan optimisme terhadap kondisi ekonomi global dan domestik, meskipun IMF mengingatkan bahwa risiko dari ketegangan geopolitik masih bisa mengganggu pertumbuhan dan rantai pasok.

Rangkuman:

  • Perkiraan nilai tukar rupiah kembali melemah meski sempat menguat tipis pada penutupan sebelumnya.

  • Sentimen positif muncul dari potensi pelonggaran sanksi minyak Rusia dan rencana pertemuan tinggi antar-presiden.

  • IMF memperbaiki proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,8% pada tahun ini, membawa harapan meski tetap waspada terhadap risiko geopolitik.

Sumber: Bisnis.com/Sn

Scroll to Top