Jakarta|EGINDO.co Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan bergerak stagnan (sideways) pada perdagangan Selasa, 12 Agustus 2025, setelah menutup sesi sebelumnya dengan kenaikan signifikan sebesar 0,96 persen ke posisi 7.605,93. Dorongan datang dari investor asing yang mencatatkan net buy sebesar Rp 834 miliar, dengan saham BBCA, BBRI, FILM, DSSA, dan BREN menjadi incaran utama. Head of Retail Research BNI Sekuritas, Fanny Suherman, memperkirakan IHSG akan berkonsolidasi antara level support 7.500–7.550 dan resistance 7.680–7.720.
Dari kancah global, pasar Amerika Serikat cenderung melemah—Dow Jones turun sekitar 0,45 persen, S&P 500 menyusut 0,25 persen, dan Nasdaq turun 0,3 persen—seiring investor berhati-hati menjelang publikasi data inflasi Juli AS. Hal ini turut memicu keputusan Presiden Trump memperpanjang penangguhan tarif impor dari Tiongkok selama 90 hari.
Menurut Ipotnews, bursa Asia dibuka menguat pada Selasa pagi, mendorong IHSG untuk melanjutkan tren impulsif. IHSG diprediksi mampu menguat lebih lanjut dalam rentang teknikal antara support 7.400 dan resistance 7.700, seiring berlanjutnya net foreign buy dan ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga oleh The Fed.
Selain itu, laporan dari Pasardana menyoroti bahwa indeks Nasdaq merosot 64,62 poin (–0,3 %) menjadi 21.385,4, sementara pasar masih mengantisipasi informasi penting dari data CPI AS yang dapat memicu langkah The Fed dalam menentukan kebijakan suku bunga. Beberapa analis memperkirakan potensi pemangkasan hingga 60 basis poin menjelang akhir tahun.
Kesimpulan:
-
IHSG diperkirakan bergerak konsolidatif hari ini, dengan support/resistance di kisaran 7.500–7.550 dan 7.680–7.720.
-
Wall Street melemah menjelang rilis data CPI AS, yang menjadi fokus utama pelaku pasar global.
-
Bursa Asia menunjukkan sinyal penguatan, sejalan dengan optimisme terhadap kebijakan moneter AS.
Sumber: rri.co.id/Sn