Kunjungan Kenegaraan Presiden Peru, Momentum Perkuat 50 Tahun Diplomasi

Presiden Prabowo Subianto (tengah) dan Presiden Republik Peru Dina Ercilia Boluarte Zegarra (kanan) melambaikan tangan ke arah para siswa sekolah saat pemeriksaan pasukan di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (11/8/2025).
Presiden Prabowo Subianto (tengah) dan Presiden Republik Peru Dina Ercilia Boluarte Zegarra (kanan) melambaikan tangan ke arah para siswa sekolah saat pemeriksaan pasukan di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (11/8/2025).

Jakarta|EGINDO.co  Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, menyampaikan apresiasi yang mendalam atas kunjungan kenegaraan Presiden Republik Peru, Dina Ercilia Boluarte Zegarra, ke Indonesia hari ini. Pertemuan ini terbilang istimewa karena terjadi sehari sebelum peringatan 50 tahun terjalinnya hubungan diplomatik antara kedua negara, yang jatuh pada 12 Agustus 2025.

Dalam sambutannya di Istana Merdeka, Prabowo mengungkapkan bahwa ini merupakan pertemuan kedua dalam setahun, setelah sebelumnya bertemu saat kunjungannya ke Lima, Peru, pada November 2024, sekaligus pada forum APEC. Ia juga mengingatkan sambutan hangat yang diterimanya di Peru dan menegaskan bahwa kedua negara memiliki kesamaan visi, terutama dalam pembangunan dan pemajuan kesejahteraan rakyat.

Lebih jauh, Prabowo menegaskan optimisme terhadap penguatan kerja sama bilateral ke depan. Kedua negara, menurutnya, memiliki posisi bersama sebagai negara berkembang yang berbatasan dengan Samudera Pasifik.

Kunjungan ini juga menjadi momen penandatanganan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (Indonesia–Peru Comprehensive Economic Partnership Agreement atau IP-CEPA), yang sudah rampung dirundingkan dan akan disaksikan langsung oleh Presiden Boluarte di Jakarta. Menteri Perdagangan Budi Santoso memastikan bahwa proses telah selesai dan penandatanganan dijadwalkan pada 11 Agustus.

Menurut laporan AP News, kunjungan dua hari Presiden Boluarte ke Jakarta berlangsung dalam konteks ekonomi global yang semakin dinamis. Keduanya membahas penguatan hubungan perdagangan dan menandatangani CEPA setelah negosiasi yang dimulai pada Mei 2025. Kesepakatan ini diharapkan membuka akses bagi produk dan jasa Indonesia ke Amerika Latin, sekaligus memperkuat diversifikasi pasar ekspor Indonesia. Namun, catatan data menunjukkan bahwa total perdagangan bilateral menurun dari US$ 554,2 juta pada 2022 menjadi US$ 444,4 juta pada 2023, meskipun Indonesia masih mencatat surplus sebesar US$ 290,4 juta. Indonesia saat ini juga berupaya untuk bergabung dalam CPTPP, di mana Peru telah menjadi anggota.

Sumber: Bisnis.com/Sn

Scroll to Top