Jakarta|EGINDO.co Nilai tukar rupiah kembali melemah pada perdagangan Jumat pagi, setelah mencatat penguatan selama dua hari sebelumnya. Data Bloomberg menunjukkan bahwa pada pembukaan perdagangan, rupiah turun sekitar 0,17 persen (27 poin), berada di level Rp16.313 per Dolar AS. Sebelumnya, pada Kamis (7 Agustus 2025), rupiah menguat tajam sebesar 0,46 persen (75 poin) ke posisi Rp16.286 per Dolar AS.
Menurut Ariston Tjendra, Analis Pasar Uang, sentimen utama hari ini berasal dari isu potensi pemangkasan suku bunga acuan The Fed yang kian menguat. Hal ini dipicu oleh nominasi Christopher Waller sebagai calon Ketua Dewan Gubernur Federal Reserve (The Fed) pengganti Jerome Powell — dimana Waller dikenal mendukung kebijakan moneter yang lebih longgar. Dia juga menyampaikan bahwa meski terdapat perbedaan pandangan di antara anggota dewan The Fed—antara mempertahankan atau menurunkan suku bunga—keputusan itu juga dipengaruhi oleh tekanan kebijakan tarif AS dan data ekonomi AS yang masih menunjukkan tanda-tanda ketahanan. Dari sisi risiko, perlambatan aktivitas ekonomi dan data tenaga kerja AS yang menunjukkan kelemahan turut menambah tekanan terhadap rupiah.
Namun demikian, masih ada peluang bagi rupiah untuk bergerak ke arah penguatan. Ariston memperkirakan rentang pergerakan rupiah akan berada di Rp16.280–Rp16.300 per Dolar AS, dengan level resistansi di sekitar Rp16.350.
-
IDN Times mencatat bahwa hingga pukul 09.40 WIB, nilai tukar rupiah melemah sebesar 27 poin (0,17 persen) menjadi Rp16.313 per Dolar AS, hampir identik dengan data Bloomberg. Mereka juga menekankan bahwa nominasi Waller sebagai calon pengganti Powell memperkuat spekulasi pemangkasan suku bunga AS.
-
Investor.id menambahkan bahwa kurs rupiah melorot sebesar 38,5 poin (0,24 persen) ke posisi Rp16.325 per Dolar AS pada perdagangan pagi ini. Penyebab utama adalah laporan Bloomberg yang menyebut Waller sebagai kandidat utama bagi tim Presiden Trump. Menurut Karl Schamotta, Chief Market Strategist dari Corpay, Waller dinilai memiliki kecenderungan pelonggaran kebijakan moneter, namun tetap memiliki pandangan yang menjaga imbal hasil jangka panjang tetap stabil sehingga masih menarik dari segi portofolio investasi.
Nilai tukar rupiah kembali melemah pada Jumat, dipicu spekulasi tentang kebijakan moneter AS yang longgar pasca-nominasi Christopher Waller sebagai calon ketua The Fed. Meski melemah, rupiah masih berpeluang menguat menuju kisaran Rp16.280–Rp16.300, dengan resistensi di Rp16.350, mengikuti pandangan analis Ariston Tjendra. Apabila Anda ingin, saya dapat menyajikan analisis teknikal jangka pendek atau membandingkan sentimen ini dengan kondisi ekonomi global lainnya.
Sumber: rri.co.id/Sn