IHSG Diprediksi Bergerak Landai di Rentang 7.400–7.550 Menjelang Perdagangan Kamis (7/8/2025)

ilustrasi
ilustrasi

Jakarta|EGINDO.co  Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan Rabu (6/8/2025) terkoreksi tipis sebesar 0,15 % atau sekitar 11,4 poin, berada di level 7.503,75. Hal ini terjadi meski investor asing mencatatkan aksi beli bersih (net buy) di seluruh pasar senilai Rp433 miliar, terutama di saham-saham seperti ANTM, BRMS, FILM, AADI, dan CUAN.

Menurut Head of Retail Research BNI Sekuritas, Fanny Suherman, IHSG diperkirakan bergerak mendatar (sideways) dengan level support di kisaran 7.400–7.450, serta resistance di level 7.530–7.550.

Sentimen Global Positif Dorong Pasar AS dan Asia Menguat

Pasar saham Wall Street ditutup menguat pada Rabu kemarin, didorong oleh lonjakan saham Apple sebesar ±5 %, menyusul konfirmasi investasi manufaktur USD100 miliar tambahan di dalam negeri — menjadikan komitmen totalnya mencapai USD600 miliar selama empat tahun ke depan.

Di Asia, sebagian besar bursa mencatat penguatan: Nikkei 225 (Jepang) naik sekitar 0,6 %, S&P/ASX 200 (Australia) melaju 0,8 %, sementara Kospi (Korea Selatan) relatif stagnan BRIEFPasardana. Sentimen pasar tetap hati‑hati karena tekanan tarif semikonduktor yang dicanangkan oleh Presiden Trump.

Investasi Besar Apple di AS dan Implikasi Geopolitik

Apple mengumumkan tambahan komitmen investasi manufaktur sebesar USD100 miliar, meningkatkan total komitmen menjadi USD600 miliar dalam empat tahun ke depan, sebagai bagian dari program “American Manufacturing Program” untuk memperkuat rantai pasokan dan produksi komponen di AS — meski perakitan perangkat masih akan dilakukan di luar negeri.

Pada saat yang sama, Presiden Trump kembali menegaskan rencana memberlakukan tarif tambahan untuk impor semikonduktor dan chip, yang akan dipaparkan pekan depan.

Kesimpulan

  • IHSG berpeluang bergerak landai hari ini, masih di bawah tekanan teknikal dengan dukungan net buy asing dan rentang teknikal yang terbatas.

  • Sentimen global cukup positif, khususnya dari pasar saham AS dan Asia, didorong oleh lonjakan investasi dan data korporasi kuat.

  • Namun, ketidakpastian tarif baru AS tetap menjadi sorotan utama pelaku pasar.

Sumber: rri.co.id/Sn

Scroll to Top