New York | EGINDO.co – Sekelompok negara yang tergabung dalam aliansi OPEC+ pengekspor minyak telah sepakat untuk meningkatkan produksi minyak, sebuah langkah yang diyakini sebagian pihak dapat menurunkan harga minyak dan bensin, dengan alasan prospek ekonomi global yang stabil dan persediaan minyak yang rendah.
Kelompok tersebut bertemu secara virtual pada hari Minggu (3 Agustus) dan mengumumkan bahwa delapan negara anggotanya akan meningkatkan produksi minyak sebesar 547.000 barel per hari pada bulan September.
Negara-negara yang meningkatkan produksi, termasuk Arab Saudi, Rusia, Irak, Uni Emirat Arab, Kuwait, Kazakhstan, Aljazair, dan Oman, telah berpartisipasi dalam pemangkasan produksi sukarela, yang awalnya dilakukan pada bulan November, yang dijadwalkan akan dihapuskan secara bertahap pada bulan September 2026. Pengumuman ini berarti pemangkasan produksi sukarela akan berakhir lebih cepat dari jadwal.
Menteri Perminyakan Kuwait, Tariq Al-Roumi, memuji keputusan OPEC+ untuk meningkatkan produksi minyak, dengan mengatakan bahwa hal itu mencerminkan koordinasi yang bertujuan untuk memastikan stabilitas pasar minyak.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu, Al-Roumi mengatakan keputusan tersebut didasarkan pada “analisis menyeluruh terhadap data pasar, termasuk produksi, inventaris, dan ekspektasi masa depan”.
Langkah ini menyusul keputusan OPEC+ pada bulan Juli untuk meningkatkan produksi sebesar 548.000 barel per hari pada bulan Agustus. OPEC mengatakan penyesuaian produksi dapat ditunda atau dibatalkan seiring perkembangan kondisi pasar.
Potensi Kehilangan Minyak Rusia Menjadi Faktor
Ketika produksi meningkat, harga minyak dan bensin dapat turun. Namun, minyak mentah Brent, yang dianggap sebagai patokan global, telah diperdagangkan mendekati US$70 per barel, yang dapat disebabkan oleh potensi hilangnya minyak Rusia di pasar dan peningkatan besar dalam inventaris minyak mentah di Tiongkok, menurut perusahaan riset Clearview Energy Partners.
“Presiden Trump jelas belum mengendurkan ancamannya untuk memberikan sanksi kepada energi Rusia jika Kremlin tidak mencapai kesepakatan damai dengan Ukraina pada 7 Agustus, kemungkinan melalui ‘tarif sekunder’ terhadap pembeli,” kata Clearview Energy Partners dalam sebuah catatan analis pada hari Minggu.
Kedelapan negara akan bertemu lagi pada 7 September, kata OPEC dalam rilis berita.
Sumber : CNA/SL