Bitcoin Capai Rekor Baru Rp2 Miliar, Proyeksi Menyentuh Rp16 Miliar Semakin Menguat

ilustrasi
ilustrasi

Jakarta|EGINDO.co Harga Bitcoin (BTC) kembali mencatatkan tonggak sejarah dengan menembus Rp2 miliar per koin pada Juli 2025. Capaian ini memicu kembali optimisme sejumlah analis dan tokoh kripto global yang memperkirakan harga Bitcoin bisa menanjak hingga Rp16 miliar di masa mendatang.

Menurut laporan Reuters, lonjakan harga Bitcoin dipicu oleh masuknya dana besar-besaran ke dalam produk ETF spot Bitcoin, yang mulai diperkenalkan secara resmi pada awal tahun 2024. Di Amerika Serikat saja, aliran modal ke ETF Bitcoin telah melampaui Rp243 triliun, dengan ETF milik BlackRock mencatatkan penerimaan dana sekitar Rp21 triliun hanya dalam dua hari pertama perdagangan.

Faktor lain yang memperkuat sentimen pasar datang dari kebijakan Presiden AS Donald Trump, yang mengumumkan pembentukan cadangan strategis Bitcoin nasional sebesar 200.000 BTC. Langkah ini dinilai sebagai sinyal dukungan kuat pemerintah terhadap aset kripto sebagai instrumen penyimpan nilai jangka panjang.

Sebagaimana dikutip Cointelegraph, sejumlah analis menyatakan bahwa target Rp16 miliar per koin bukanlah hal yang mustahil, terlebih jika didukung partisipasi lebih luas dari institusi keuangan besar. Saat ini, keterlibatan institusi terhadap Bitcoin masih berada di bawah 5 persen. Namun, Michael Saylor, CEO MicroStrategy, menegaskan bahwa jika institusi mengalokasikan 10 persen portofolio aset mereka ke Bitcoin, target tersebut bisa terwujud.

Sebagai aset dengan pasokan terbatas—maksimal 21 juta koin—Bitcoin kini telah dimiliki oleh sekitar 6,8 persen populasi dunia. Untuk menembus level Rp16 miliar, Bitcoin harus mampu melampaui kapitalisasi pasar emas yang diperkirakan bernilai lebih dari Rp345 kuadriliun.

CEO ARK Invest, Cathie Wood, bahkan memperkirakan harga Bitcoin bisa menembus Rp24,6 miliar pada tahun 2030. Sementara itu, investor kawakan Robert Kiyosaki, menyebut bahwa Bitcoin berpeluang mencapai Rp16 miliar sebelum akhir dekade ini.

Di sisi lain, potensi keuntungan yang sangat besar tetap dibayangi risiko tinggi, terutama bagi investor baru yang masuk saat harga berada di puncak. Koreksi pasar dalam waktu singkat dapat menyebabkan kerugian signifikan.

Selain itu, para ahli juga mengingatkan tentang ancaman teknologi kuantum yang dapat melemahkan sistem keamanan kriptografi Bitcoin. Penguatan teknologi keamanan dianggap perlu dilakukan secara global dan diperkirakan membutuhkan waktu paling sedikit 76 hari untuk tahap awal pengembangan dan implementasi.

Sumber: rri.co.id/Sn

Scroll to Top