Kwik Kian Gie Tutup Usia, Indonesia Kehilangan Sosok Pejuang Ekonomi Kerakyatan

ilustrasi
ilustrasi

Jakarta|EGINDO.co  Tokoh ekonomi nasional dan mantan pejabat tinggi negara, Kwik Kian Gie, berpulang ke rahmatullah pada Senin malam, 28 Juli 2025. Ia wafat dalam usia 90 tahun. Kabar duka ini disampaikan oleh anggota DPR RI, Firman Soebagyo, yang juga menjabat Ketua Umum Ikatan Keluarga Kabupaten Pati (IKKP).

“RIP Selamat jalan Pak Kwik Kian Gie,” ujar Firman, dikutip dari Tempo.co, Selasa (29/7). Ia mengenang mendiang sebagai figur negarawan dan ekonom asli Juwana, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, yang kiprahnya begitu membumi dan berdedikasi tinggi terhadap rakyat.

Semasa hidupnya, Kwik Kian Gie tercatat pernah mengemban berbagai jabatan penting. Ia menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Industri (1999–2000) di era Presiden Abdurrahman Wahid, serta sebagai Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas (2001–2004) pada masa Presiden Megawati Soekarnoputri. Sebelumnya, pada Oktober 1999, ia juga sempat menjabat Wakil Ketua MPR RI.

Dalam keterangan kepada Kompas.com, Firman menyatakan bahwa Kwik adalah tokoh yang teguh mempertahankan prinsip ekonomi kerakyatan dan tak segan mengkritik kebijakan pemerintah yang dianggap tidak pro-rakyat. “Beliau adalah sosok yang sangat dihormati karena integritasnya, pemikiran kritisnya, dan kesetiaannya pada nilai-nilai keadilan sosial,” ujar legislator dari Dapil Jawa Tengah III itu.

Tidak hanya sebagai birokrat dan politisi, Kwik Kian Gie juga dikenal sebagai intelektual produktif dan penulis ulung. Ia kerap menuliskan pandangan tajam tentang ekonomi, sosial, dan politik Indonesia dalam berbagai media. Dua bukunya yang paling dikenal, Pikiran yang Terkorupsi dan Kebijakan Ekonomi Politik dan Hilangnya Nalar, menjadi rujukan penting dalam memahami dinamika kebijakan publik di Indonesia.

Dalam salah satu artikelnya yang dimuat di Harian Kompas, Kwik memperkenalkan istilah “Pikiran yang Terkorupsi” atau corrupted mind — sebuah kritik mendalam terhadap praktik korupsi yang telah merasuki struktur berpikir para pengambil kebijakan di negeri ini.

Atas dedikasi dan kontribusinya, pemerintah menganugerahkan Bintang Mahaputera Adipradana kepada Kwik pada tahun 2005 — sebuah penghargaan bergengsi yang menegaskan peran strategisnya dalam perjalanan bangsa.

Firman Soebagyo, atas nama keluarga besar IKKP, turut menyampaikan belasungkawa. “Semoga almarhum mendapatkan tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Esa, diampuni segala dosanya, dan diterima seluruh amal ibadah serta perjuangannya untuk bangsa ini,” ucapnya penuh haru.

Sumber: Tribunnews.com/Sn

Scroll to Top