Jakarta|EGINDO.co Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) membuka perdagangan awal pekan ini dengan nada positif. Pada sesi pembukaan pukul 09.01 WIB, IHSG tercatat menguat 1,30% ke posisi 7.641,26, menurut data dari RTI Infokom. Indeks sempat berfluktuasi di rentang 7.625 hingga 7.641 dalam beberapa menit awal perdagangan.
Kinerja IHSG ditopang oleh sentimen positif dari pergerakan saham-saham unggulan. Tercatat, 276 saham mengalami kenaikan, 75 saham mengalami koreksi, dan 259 saham stagnan. Kapitalisasi pasar meningkat signifikan, menembus angka Rp13.672 triliun.
Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) menjadi primadona pagi ini, dengan transaksi senilai Rp96,9 miliar dan kenaikan harga 1,18% ke level Rp8.550. BBCA juga disebut sebagai penyumbang dominan terhadap penguatan indeks pagi ini.
PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) turut mencatatkan aktivitas perdagangan yang cukup aktif dengan nilai transaksi mencapai Rp26 miliar. Harga saham BRPT naik 1,61% ke level Rp2.520. Saham lainnya yang turut mengalami apresiasi harga adalah PT TBS Energi Utama Tbk. (TOBA) yang melonjak 5,41% ke Rp1.170, PT Telkom Indonesia Tbk. (TLKM) yang naik 1,06% ke Rp2.850, serta saham PT Petrosea Tbk. (PTRO) yang naik 1,93% ke Rp3.690.
Menurut Analis Phintraco Sekuritas, Ratna Lim, pergerakan pasar dipengaruhi oleh sentimen eksternal yang cukup kuat. Salah satunya adalah negosiasi lanjutan antara Amerika Serikat dan Tiongkok yang dijadwalkan berlangsung di Stockholm pada 28–29 Juli 2025. Kesepakatan dagang diperkirakan akan dicapai sebelum tenggat waktu 1 Agustus mendatang.
Selain itu, pelaku pasar juga menanti rilis laporan keuangan kuartal II/2025 dari lebih dari 150 perusahaan dalam indeks S&P 500 di Amerika Serikat. “Sentimen earning season masih menjadi perhatian pelaku pasar, terlebih jika hasilnya di atas ekspektasi,” ujar Ratna seperti dikutip dari Kontan.co.id.
Sementara itu, pertemuan kebijakan The Federal Reserve pada 29–30 Juli turut menjadi perhatian investor global. Sebagaimana dilansir CNBC Indonesia, mayoritas analis memperkirakan The Fed akan mempertahankan suku bunga di kisaran 4,25%–4,5%, sambil mencermati rilis data penting seperti PDB kuartal II, inflasi PCE, serta data tenaga kerja.
Dari Asia, Bank of Japan dijadwalkan mengadakan pertemuan pekan ini dengan ekspektasi mempertahankan suku bunga rendahnya. Sedangkan dari kawasan Eropa, data pertumbuhan ekonomi dan inflasi dari Jerman, Prancis, dan Zona Euro juga akan memberikan gambaran arah kebijakan moneter ke depan.
Secara domestik, para pelaku pasar menunggu data investasi asing langsung (FDI) yang dijadwalkan keluar pada 31 Juli, serta data inflasi dan neraca perdagangan pada 1 Agustus 2025. Rangkaian data tersebut akan memberi sinyal penting terkait daya tahan ekonomi Indonesia di tengah ketidakpastian global.
“Dari sisi teknikal, IHSG berpotensi bergerak dalam pola konsolidatif dengan kisaran 7.450–7.650 selama pekan ini,” pungkas Ratna.
Disclaimer: Informasi dalam artikel ini bersifat informatif dan bukan merupakan rekomendasi jual atau beli saham. Segala keputusan investasi sepenuhnya menjadi tanggung jawab pembaca.
Sumber: Bisnis.com/Sn