Jakarta | EGINDO.com – Warga Negara Indonesia (WNI) di Thailand dan Kamboja dipastikan dalam kondisi aman. Hal itu dikatakan Wakil Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Wamenko Polkam) Lodewijk Freidrich Paulus pada Jumat (25/7/2025) kemarin di kantor Kemenko Polkam, Jakarta Pusat.
Menurut Lodewijk Freidrich Paulus belum ada laporan insiden dari WNI di kedua negara yang tengah berkonflik itu dan deputi politik luar negeri tetap monitor. Tidak ada WNI yang berada persis di lokasi konflik karena medan peperangan berada di wilayah perbatasan antara Thailand dan Kamboja dimana kawasan perbatasan itu merupakan wilayah hutan yang jauh dari permukiman atau pusat kota masing-masing negara.
Meski demikian, pihaknya melalui Kementerian Luar Negeri akan terus memantau situasi konflik untuk mencari tahu kemungkinan adanya WNI yang terjebak disana. Sebelumnya, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Phonm Penh mendapat konfirmasi dari Kamboja bahwa tidak ada Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban konflik perbatasan antara Kamboja dan Thailand.
Konfirmasi tersebut diterima oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Kamboja, Santo Darmosumarto, saat menerima pengarahan langsung dari Menteri Luar Negeri (Menlu) dan Kerja Sama Internasional Kamboja, Prak Sokhonn.
Menlu Kamboja menyampaikan informasi adanya korban di wilayah Kamboja, tetapi belum dapat memberikan konfirmasi terkait jumlah orang yang meninggal, luka-luka, ataupun bangunan-bangunan yang rusak. Ditekankan bahwa tidak ada warga negara asing yang menjadi korban dan pernyataan KBRI Phnom Penh itu diterima di Jakarta, pada Jumat.
KBRI Phnom Penh mencatat terdapat WNI yang menetap dan bekerja di O’Smach, ibu kota Provinsi Oddar Meanchey. Informasi ini didapatkan dari aduan yang diterima via Hotline KBRI Phnom Penh. Namun demikian, tidak diketahui jumlah pasti WNI di provinsi tersebut. Sementara itu, tidak ada data mengenai keberadaan WNI di Provinsi Preah Vihear. Kedua provinsi yang berdekatan dengan zona konflik itu, berjarak lebih dari 6 jam jalan darat dari ibu kota Kamboja, Phnom Penh.
Sementara itu KBRI menjelaskan bahwa pada pertemuan antara Menlu Kamboja dan korps diplomatik di Phnom Penh tersebut, Sokhonn menyampaikan kronologis eskalasi konflik semenjak pertama kali ketegangan terjadi akibat bentrok senjata yang menyebabkan seorang serdadu Kamboja meninggal pada 28 Mei 2025. Sokhonn turut menyampaikan komitmen Pemerintah Kamboja untuk mencari solusi damai berdasarkan hukum internasional dari permasalahan yang saat ini dihadapi dengan Thailand.@
Bs/rtr/timEGINDO.com