Indonesia dan Uni Eropa Capai Kesepakatan Politik Akhiri Tahap Final IEU‑CEPA

ilustrasi
ilustrasi

Jakarta|EGINDO.co Perundingan IEU‑CEPA (Indonesia–European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement) resmi memasuki babak akhir setelah dilakukan pertukaran surat dan penandatanganan dokumen antara Pemerintah Indonesia dan Komisi Eropa. Langkah ini menandakan komitmen politik yang kuat untuk mempercepat penyelesaian perjanjian dagang strategis tersebut.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyampaikan dari Paris pada Selasa (15 Juli 2025) bahwa isu kelapa sawit menjadi salah satu agenda yang paling intens dalam perundingan ini, dan Eropa menunjukkan minat seksual terhadap komoditas tersebut.

“Perundingan terakhir kita dengan EU paling panjang mengenai sawit. Mereka suka dengan sawit,” ujar Airlangga kepada awak media.

Airlangga menjelaskan Uni Eropa juga memberi prioritas tinggi terhadap produk padat karya, dan Indonesia mendorong pencapain tarif nol persen serta transformasi hambatan non‑tarif dalam jangka waktu maksimal lima tahun.

Pentingnya IEU‑CEPA bagi Indonesia, menurut Airlangga, adalah untuk mengamankan tarif rendah guna meningkatkan daya saing dan meningkatkan volume perdagangan dua arah. Ia menekankan bahwa saat ini tarif bea masuk Indonesia ke Uni Eropa maupun Amerika berada di kisaran 10–20%, sementara Vietnam telah menikmati akses nol persen.

Sumber dari Reuters menambahkan bahwa 80% produk ekspor Indonesia ke UE akan mendapat akses bebas tarif dan penghapusan hambatan non‑tarif, dengan target penandatanganan dan ratifikasi diharapkan rampung pada kuartal III 2025 atau awal 2026.

IEU‑CEPA dipandang sebagai peluang strategis untuk memperkokoh hubungan ekonomi Indonesia–Uni Eropa, mempercepat aliran ekspor, menarik investasi teknologi, serta memfasilitasi akses pasar yang lebih luas bagi produk unggulan RI seperti sawit, tekstil, alas kaki, dan perikanan.

Sorotan Utama Kesepakatan

Isu Rincian
Kelapa Sawit Menjadi fokus pembahasan paling panjang—UE menunjukkan minat tinggi
Tarif & Non‑Tarif Dorongan menuju 0% tarif dan transformasi hambatan non‑tarif dalam lima tahun
Target Waktu Penandatanganan ditargetkan kuartal III 2025 di Jakarta—ratifikasi menyusul
Kehadiran Aset Menjanjikan peningkatan ekspor hingga 50–57% dan investasi teknologis dari UE

Dengan pencapaian politik ini, Airlangga optimistis arus perdagangan antara Indonesia dan Uni Eropa akan meningkat substansial, mendukung target ekspor dan penguatan kemitraan strategis di tengah gejolak ekonomi global.

Sumber: Tribunnews.com/Sn

Scroll to Top