Jakarta | EGINDO.com – Indonesia terus mempertahankan peringkat dalam Ekonomi Syariah Global dimana ekonomi halal global terus menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, dengan konsumsi lebih dari 2 miliar konsumen muslim dunia mencapai US$ 2,43 triliun di berbagai sektor mulai dari makanan, travel, hingga farmasi. Seluruh sektor ditopang oleh aset keuangan syariah senilai US$ 4,93 triliun.
Hal itu diungkapkan oleh Partner DinarStandar, Reem El Shafaki, dalam acara Global Launch The State of Global Islamic Economy (SGIE) Report 2024. Dalam hal pengakuan global, Indonesia mencatat prestasi membanggakan dengan mempertahankan peringkat ketiga dalam Global Islamic Economy Indicator selama tiga tahun berturut-turut. Sejak pertama kali indikator ini diluncurkan pada 2014, Indonesia semula berada di peringkat 10–11, kemudian naik ke posisi 5 dan 4, sebelum stabil di posisi ketiga sejak tiga tahun terakhir.
Indonesia juga berhasil meraih peringkat pertama dalam indikator modest fashion, peringkat kedua untuk sektor perjalanan ramah Muslim (Muslim-friendly travel), serta peringkat kedua untuk farmasi dan kosmetik halal. “Semua ini menunjukkan keberhasilan besar, dan saya ucapkan selamat. Ini semua berkat upaya keras dari lembaga pemerintah, kebijakan yang mendukung, serta kekuatan ekosistem,” kata Shafaki.
Laporan DinarStandard mencatat total investasi global mencapai US$5,8 miliar, dengan Indonesia menjadi pemimpin dalam jumlah kesepakatan tersebut. Dalam hal perdagangan, lima negara eksportir utama produk halal global justru berasal dari luar dunia Muslim, yakni China, India, Rusia, Brasil, dan Amerika Serikat. Meski begitu, Indonesia masuk dalam 10 besar negara eksportir halal, bersanding dengan Turki dan Uni Emirat Arab.
Untuk impor, Indonesia merupakan negara pengimpor produk halal nomor empat teratas, menunjukkan adanya defisit perdagangan yang sekaligus mengindikasikan peluang ekspor yang besar. Ada peluang besar bagi Indonesia untuk meraih pangsa pasar ekspor yang lebih besar.@
Bs/timEGINDO.com