Jakarta|EGINDO.co Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali perdagangan Rabu pagi (9/7/2025) dengan tren positif. Indeks tercatat naik 0,23% atau 15,67 poin ke posisi 6.920,06 pada pembukaan sesi pertama. Penguatan ini ditopang oleh sejumlah saham kapitalisasi besar yang menghijau, seperti PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN), PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk. (PANI), dan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. (TPIA).
Berdasarkan data RTI Business pada pukul 09.01 WIB, IHSG bergerak di rentang 6.918 hingga 6.929. Aktivitas perdagangan terpantau aktif dengan volume mencapai 523,38 juta lembar saham, nilai transaksi sebesar Rp261,62 miliar, dan frekuensi sebanyak 31.974 kali. Terdapat 187 saham yang menguat, 95 saham melemah, dan 235 stagnan. Kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia (BEI) tercatat sebesar Rp12.268 triliun.
Saham AMMN mencatat kenaikan 2,69% ke level Rp8.575 per saham. PANI menguat 2,87% menjadi Rp12.550, sementara TPIA naik 0,25% ke harga Rp10.200. Di sisi lain, beberapa saham unggulan justru melemah, antara lain BBCA yang turun 0,29% ke level Rp8.475, PGEO yang melemah 0,34% ke Rp1.460, dan BRPT yang turun 0,30% ke Rp1.680.
Analis MNC Sekuritas dalam riset terbarunya memproyeksikan IHSG masih memiliki potensi untuk melanjutkan penguatan. Indeks diperkirakan sedang berada di fase wave (b) dari wave [b] dalam analisis teknikal. Dalam skenario optimis, IHSG berpeluang menguji area 6.992 hingga 7.050. Namun, koreksi teknikal juga patut diwaspadai jika indeks justru kembali melemah ke kisaran 6.582–6.721.
MNC Sekuritas menetapkan level support IHSG di 6.824 dan 6.752, sementara level resistance berada di 6.994 dan 7.085. Sejumlah saham yang direkomendasikan hari ini adalah AVIA, JPFA, JSMR, dan ULTJ.
Sementara itu, analis Infovesta Kapital Advisori, Ekky Topan, menilai gelombang IPO yang berlangsung pekan ini turut memberikan sentimen positif, meskipun masih terbatas secara sektoral. Beberapa calon emiten yang akan mencatatkan sahamnya di BEI antara lain PT Asia Pramulia Tbk. (ASPR), PT Chandra Daya Investasi Tbk. (CDIA), dan PT Indokripto Koin Semesta Tbk. (COIN).
“Biasanya dampak IPO hanya terasa pada sektor tertentu, kecuali ada aksi beli signifikan di sektor strategis seperti perbankan, barang konsumsi, dan komoditas, barulah pengaruhnya terasa di indeks secara keseluruhan,” ujar Ekky dikutip dari Bisnis.com.
Senada, analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Sukarno Alatas, mengatakan bahwa minat investor ritel terhadap IPO bisa memunculkan sentimen positif dalam jangka pendek, terutama jika terjadi kelebihan permintaan (oversubscribe). Namun demikian, dana investor yang terserap dalam IPO juga berpotensi membuat IHSG bergerak datar (sideways).
Lebih lanjut, menjelang keputusan tarif dagang Amerika Serikat terhadap Indonesia yang dijadwalkan hari ini (9/7/2025), pasar diperkirakan akan cenderung hati-hati. “Jika tarif benar-benar diberlakukan, hal ini bisa memicu kekhawatiran investor asing dan memperbesar potensi arus keluar dana dari pasar saham domestik,” kata Ekky.
Melansir CNBC Indonesia, keputusan tarif resiprokal AS terhadap sejumlah negara mitra dagangnya, termasuk Indonesia, merupakan bagian dari strategi proteksionis baru yang dibawa dalam kampanye pemilu AS tahun ini. Analis memperkirakan volatilitas akan meningkat jika ketegangan dagang tersebut berlanjut.
Disclaimer: Artikel ini tidak dimaksudkan sebagai rekomendasi jual atau beli. Segala keputusan investasi sepenuhnya berada di tangan pembaca. Redaksi tidak bertanggung jawab atas risiko investasi yang timbul dari penggunaan informasi ini.
Sumber: Bisnis.com/Sn