Medan | EGINDO.com – Tokoh Lintas Iman dan Ketua Umum Solidaritas Kebangsaan RI, Dody Lukas, S.Th., M.M., menyambut hangat pernyataan Menteri Agama RI, Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, M.A., mengenai praktik keagamaan yang dinilai terlalu maskulin dan kurang menonjolkan nilai kelembutan, empati, dan kasih dalam spiritualitas umat beragama.
Dalam pernyataan resmi yang dirilis kepada EGINDO.com, Dody menyatakan bahwa peringatan dari Menag adalah tepat waktu dan sangat relevan ditengah maraknya narasi keagamaan yang keras, eksklusif, bahkan cenderung menindas. “Sudah terlalu lama agama dijadikan alat dominasi sosial dan politik, bahkan dalam banyak kesempatan, nilai kasih, empati, dan bela rasa yang merupakan inti dari hampir semua ajaran agamaterpinggirkan,” ujar Dody Lukas.
Sebagai aktivis kerukunan umat beragama yang selama ini aktif menginisiasi komunitas lintas iman, seminar Kebangsaan, safari kebhinekaan, dan doa bersama lintas agama di Sumatera Utara, Dody menekankan pentingnya menindaklanjuti seruan Menag dengan langkah nyata di akar rumput. Menurutnya, pendidikan agama harus menekankan pada karakter lembut, inklusif, dan pembinaan nurani, bukan sekadar hafalan dogma atau simbol-simbol kekuasaan. “Spiritualitas yang sehat adalah spiritualitas yang merangkul, bukan menghakimi; membina, bukan menaklukkan,” katanya menambahkan.
Menanggapi ajakan Menag untuk merefleksikan ulang dominasi maskulinitas dalam teologi, Dody mengajak para pemimpin agama dan lembaga keagamaan untuk membuka ruang teologi yang lebih “humanis” dalam pengertian spiritual yakni teologi yang penuh kasih, sabar, menghargai kehidupan, dan menyembuhkan luka sosial akibat kekerasan atas nama iman.
Dody Lukas juga menekankan pentingnya menjadikan momen ini sebagai momentum nasional untuk memperkuat moderasi beragama dan membangun jembatan antariman. Ia percaya, jika spiritualitas diarahkan kembali kepada esensi kasih, maka agama akan menjadi kekuatan pemersatu, bukan alat konflik. “Mari kita bawa kembali kelembutan dalam iman kita. Bukan karena kita lemah, tetapi karena kita percaya kasih lebih kuat dari kekuasaan,” katanya menandaskan.@
Rel/fd/timEGINDO.com