Tokyo | EGINDO.co – Jepang akan mulai Januari mencoba mengekstrak mineral tanah jarang dari dasar laut dalam uji coba terdalam dari jenisnya, kata direktur program inovasi pemerintah pada Kamis (3 Juli).
Awal minggu ini, negara itu berjanji untuk bekerja sama dengan Amerika Serikat, India, dan Australia untuk memastikan pasokan mineral penting yang stabil, karena kekhawatiran tumbuh atas dominasi Tiongkok dalam sumber daya yang vital bagi teknologi baru.
Tanah jarang – 17 logam yang sulit diekstraksi dari kerak Bumi – digunakan dalam segala hal mulai dari kendaraan listrik hingga hard drive, turbin angin, dan rudal.
Tiongkok menyumbang hampir dua pertiga dari produksi penambangan tanah jarang dan 92 persen dari hasil olahan global, menurut Badan Energi Internasional.
Sebuah kapal pengeboran ilmiah laut dalam Jepang yang disebut Chikyu akan, mulai Januari, melakukan “uji coba pelayaran” untuk mengambil sedimen dasar laut yang mengandung unsur tanah jarang, kata Shoichi Ishii, direktur Program Promosi Inovasi Strategis Lintas Kementerian Jepang.
“Uji coba untuk mengambil sedimen dari kedalaman air 5.500 m adalah yang pertama di dunia,” katanya kepada AFP.
“Tujuan kami … dari pelayaran ini adalah untuk menguji fungsi semua peralatan pertambangan,” jadi jumlah sedimen yang diekstraksi “tidak menjadi masalah sama sekali”, Ishii menambahkan.
Kapal Chikyu akan melakukan pengeboran di perairan ekonomi Jepang di sekitar pulau terpencil Minami Torishima di Pasifik – titik paling timur Jepang, yang juga digunakan sebagai pangkalan militer.
Harian bisnis Nikkei Jepang melaporkan bahwa misi tersebut bertujuan untuk mengekstraksi 35 ton lumpur dari dasar laut selama sekitar tiga minggu.
Setiap ton diperkirakan mengandung sekitar 2 kg mineral tanah jarang, yang sering digunakan untuk membuat magnet yang penting dalam elektronik modern.
Penambangan laut dalam telah menjadi titik api geopolitik, dengan kecemasan yang meningkat atas dorongan Presiden AS Donald Trump untuk mempercepat praktik tersebut di perairan internasional.
Beijing sejak April telah mewajibkan lisensi untuk mengekspor tanah jarang dari Tiongkok, sebuah langkah yang dipandang sebagai balasan atas pembatasan AS terhadap impor barang-barang Tiongkok.
Pegiat lingkungan memperingatkan bahwa penambangan laut dalam mengancam ekosistem laut dan akan mengganggu dasar laut.
Otoritas Dasar Laut Internasional, yang memiliki yurisdiksi atas dasar laut di luar perairan nasional, akan bertemu akhir bulan ini untuk membahas kode global guna mengatur penambangan di kedalaman laut.
Sumber : CNA/SL