Hasan Tjoa: Rahasia Bisnis Menanam Pohon Menuai Untung Besar Sambil Beribadah

Dirut PT Sedayu Group Hasan Tjoa pada acara Simposium di Aula Raja Inal Siregar, Kantor Gubernur Sumatera Utara
Dirut PT Sedayu Group Hasan Tjoa pada acara Simposium di Aula Raja Inal Siregar, Kantor Gubernur Sumatera Utara

Medan | EGINDO.com – Rahasia bisnis menanam pohon untuk menuai untung besar sambil beribadah. Hal itu diungkapkan Hasan Tjoa, Direktur utama (Dirut) PT Sedayu Group pada acara Simposium bertema Penguatan Nilai-Nilai Bela Negara dengan subtema Penyalahgunaan Narkoba Ancaman Bangsa dan trending topik Sumatera Utara Bebas Penyalahguna Narkoba pada Rabu (18/6/2025) di Aula Raja Inal Siregar, Kantor Gubernur Sumut, Jalan Diponegoro Nomor 30 Medan, Sumatera Utara (Sumut).

PT. Sedayu Group yang bergerak pada bidang industri kayu lapis dengan melakukan penanaman pohon bermetode tumpang sari pangan yang telah melakukannya pada 15 provinsi yang ada di Indonesia. Dirut PT Sedayu Group Hasan Tjoa menjelaskan yang dikatakan untung besar jika menanam pohon. “Menanam pohon disebut dengan kita untung besar itu kalau kita menanam pohon untuk satu hektar dan dalam waktu tujuh tahun sudah bisa panen dengan metode tumpang sari, minimal kita bisa mendapatkan keuntungan satu miliar rupiah,” kata Hasan.

Kemudian kata Hasan disamping mendapatkan keuntungan finansial juga memiliki keuntungan bersifat ibadah nyatanya. “Kalau kita menanam pohon maka yang pertama akan dapat mengurangi, atau meminimalkan terjadinya longsor, terjadinya angin, terjadinya banjir bandang dan terjadi pemanasan bumi atau pemanasan global,” kata Hasan Tjoa yang mengaku anak Medan itu.

Pada Simposium Bela Negara Humanis di Aula Raja Inal Siregar, Kantor Gubernur Sumut, yang diprakarsai oleh Forum Komunitas Bela Negara Indonesia (FKBNI), Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Sumatera Utara dan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah I Sumut itu Hasan Tjoa mengajak para hadirin untuk menanam pohon yang mendatangkan berjuta manfaat.

“Dengan menanam pohon, dari hasil riset saya dalam satu pohon dengan ketinggian 10 meter, berdiameter pohon 1,5 meter maka satu pohon itu dapat menyimpan sebanyak 40 liter air. Jadi ini menjadi masalah kita sekarang ini dan juga masalah kita untuk kedepannya. Pasalnya kalau panasnya bumi terus mengalami naik dan tidak segera diatasi atau teratasi dengan baik maka nanti bisa mencapai suhu bumi 40 hingga 50 derejat Celcius,” kata Hasan Tjoa mengingatkan.

Dirut PT Sedayu Group Hasan Tjoa menjelaskan keuntungan besar jika menanam pohon

Menurutnya mau tidak mau kedepannya harus diantisipasi jangan sampai terjadi karena apa bila tidak diatasi atau teratasi dengan baik maka akan terjadi kekurangan air, terjadi kekeringan di bumi maka dipastikan akan menghambat produksi pangan. “Sudah jelas akibat kekurangan air di bumi maka produksi pangan akan berkurang. Jadi sebelum sampai kepada kondisi kekurangan air, mari kita lakukan penanaman pohon. Saya mengajak untuk berinvestasi dengan menanam pohon untuk masa depan kita, karena kita semua kini sudah memasuki indutri 4.0 menuju instri 5.0 yang memiliki tantangan besar,” kata Hasan.

Akibat pemanasan global berdampak kepada perekonomian dimana sekarang saja pengangguran terus bertambah, pengangguran setiap saat bertambah. Hal itu harusnya tidak terjadi sebab Indonesia memiliki sumber daya alam yang baik. “Kita dianugahi Tuhan dengan iklim yang sangat bagus dimana sepanjang tahun dapat menanam pohon dengan tumpangsari pangan, areal atau tanah yang sangat subur, wilayah yang sangat luas, market yang sangat besar. Namun, sangat sayang sekali sampai saat ini kita masih impor pangan,” kata Hasan Tjoa menegaskan.

Hasan Tjoa mengajak melalui FKBNI nantinya untuk mengembangkan investasi masa depan melalui penanaman pohon dengan tumpangsari pangan. “Penanaman pohon dengan tumpangsari pangan bisa dengan padi Gogo, dengan Cabai, dengan Sayur dan juga dengan Panili. Saya adalah penemu tanaman Panili yang bisa cepat panen dimana tanaman Panili itu dalam usia satu tahun setengah sudah bisa panen,” katanya.

“Saya akan transfer hasil riset saya dari tahun 1994 dimana sudah 31 tahun lama itu akan saya transfer teknologinya kepada FKBNI kalau nantinya bapak ibu berminat bisa nanti menghubungi ketua umum kita karena saya putra Medan yang berangkat ke Jakarta melakukan riset penanaman yang sangat banyak dilakukan di luar Sumatera Utara,” kata Hasan menambahkan.

Diharapkannya mudah mudaan melalui FKBNI bisa dikembangkan untuk membangun Sumatera Utara lebih maju sebagai lumbung pangan dan membangun ekonomi hijau, ekonomi rakyat menuju Indonesia emas tahun 2045 bersama FKBNI.

Simposium Bela Negara Humanis di Aula Raja Inal Siregar, Kantor Gubernur Sumut, Jalan Diponegoro, Medan itu merupakan kolaborasi strategis tiga lembaga utama bersama mitra lainnya, yakni Badan Kesbangpol Sumut, APTISI, ABPPTSI, APPERTI, dan IKPASDA.

Ketua Umum DPP FKBNI, Prof. Jhon Piter Sinaga, mengatakan kegiatan tersebut dirangkai dengan Musyawarah Nasional (Munas) FKBNI, Deklarasi Sumatera Utara Berbasis Pendidikan Bela Negara Humanis, serta Peluncuran Buku Pendidikan Bela Negara Humanis.

Selain Dirut PT Sedayu Group Hasan Tjoa sebagai narasumber pada Simposium tersebut juga sejumlah narasumber terkemuka turut mengisi acara yakni Prof. Dr. Jhon Piter Sinaga, M.Kes. Brigjen Pol. Drs. Toga H. Panjaitan. Prof. Ir. Zulkarnaen, M.S., Ph.D. Prof. Dr. Elisabeth Nuraini Burat Butar, SH, H.Hum. Prof. Dr. Yasmirah Mandasari Saragih, SH, MH. Prof. Dr. Cia Cai Chen, C.M.A. Dr. dr. Felix Kasim, M.Kes, CHAE, CPPD dan Dr. Sunarto, S.Psi, M.Psi, Psikolog.@

Fd/timEGINDO.com

Scroll to Top