Jakarta | EGINDO.com – PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP), anak usaha Grup Sinarmas, terus menggelontorkan dana jumbo untuk ekspansi pabrik kertas di Karawang senilai US$3 miliar atau sekitar Rp48,8 triliun (kurs jisdor Rp16.280). Ekspansi ini dilakukan di tengah tekanan harga dan permintaan global pulp and paper yang belum pulih.
Pembangunan pabrik baru di Karawang saat ini sebagaimana dilansir Bloomberg Technoz, bahwa rencana akan dibangun dalam dua tahap atau fase, meski pembangunan fase pertama sempat molor karena kondisi ekonomi global. Pabrik Karawang yang ditargetkan menjadi lini produksi baru bagi kertas industri, kini baru mencapai progres sekitar 70% per Mei 2025. Fase pertama terdiri dari mesin kertas cokelat (brown) yang dijadwalkan beroperasi pada kuartal III/2025, dan mesin kertas putih (white) yang mulai berjalan kuartal IV/2025. Tambahan kapasitas dari dua lini ini mencapai 2,4 juta ton per tahun.
INKP menghadapi tantangan eksternal dari pasar ekspor utama seperti Amerika Serikat, yang mulai memberlakukan tarif tinggi terhadap produk kertas impor. Perusahaan mencatat kontribusi ekspor ke AS hanya sekitar 2,9% per kuartal I/2025, dan mulai mengalihkan fokus ke pasar Asia, Timur Tengah, Afrika, dan Eropa.
Direktur INKP Kurniawan menjelaskan, perluasan ke fase dua ditunda, seiring tekanan ekonomi global dan ketegangan geopolitik yang belum mereda. INKP masih menunggu kondisi global membaik untuk melanjutkan investasi lanjutan. “Sementara kami hold dulu [fase 2]. Sambil menunggu kondisi ekonomi membaik, baru kita akan lanjutkan pembangunannya,” kata Kurniawan kepada Bloomberg Technoz, yang dikutip EGINDO.com pada Kamis (19/6/2025).
Dari total nilai proyek yang awalnya diperkirakan mencapai US$3,6 miliar, saat ini realisasi investasi tercatat sekitar US$3 miliar yang terdiri dari US$2,2 miliar untuk fase pertama dan US$700 juta untuk fase kedua. Kurniawan menyebutkan INKP memproyeksikan harga pulp and paper bakal stagnan hingga akhir 2025. “Harganya, dari segi kondisi global yang masih belum menentu, kami asumsikan datar sampai mungkin akhir tahun 2025,” kata Kurniawan.
Pabrik Karawang diproyeksikan baru akan memberikan kontribusi signifikan terhadap pendapatan dan laba dua tahun setelah mulai beroperasi, mengingat waktu normalisasi yang dibutuhkan untuk mencapai kapasitas penuh.@
Bs/fd/timEGINDO.com