Rupiah Tertekan, Potensi Melemah Hingga Rp16.380 per Dolar AS Usai Sikap Hati-hati The Fed

ilustrasi
ilustrasi

Jakarta|EGINDO.co Tekanan terhadap nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diprediksi masih akan berlanjut dalam waktu dekat, menyusul keputusan Federal Reserve (The Fed) untuk mempertahankan suku bunga acuannya di kisaran 5,25–5,50 persen pada bulan Juni ini.

Menurut analis pasar uang Ariston Tjendra, pernyataan yang disampaikan The Fed belum cukup memberikan sinyal pelonggaran kebijakan yang kuat seperti yang diharapkan pelaku pasar.

“The Fed memang tetap membuka ruang pemangkasan suku bunga sebanyak dua kali pada tahun ini, namun mereka juga menyampaikan tidak akan tergesa-gesa dalam melakukannya,” ujar Ariston, Kamis (19/6/2025).

Keputusan tersebut membuat penguatan dolar AS tetap terjaga. Terlebih, situasi geopolitik di Timur Tengah yang semakin memanas akibat keterlibatan AS dalam menekan Iran turut menambah ketidakpastian global.

“Ketegangan ini menimbulkan kekhawatiran terhadap kondisi ekonomi global. Kenaikan harga minyak mentah dunia yang sudah mencapai 17 persen juga berpotensi memperkuat dolar terhadap sejumlah mata uang lainnya,” jelas Ariston.

Pada perdagangan Rabu (18/6), rupiah ditutup melemah sebesar 0,14 persen atau turun 23 poin ke level Rp16.312 per dolar AS. Kebijakan Bank Indonesia yang mempertahankan suku bunga di level 5,5 persen belum mampu memberikan dorongan positif bagi pergerakan rupiah.

Lebih lanjut, Ariston memperkirakan rupiah hari ini masih berisiko melemah dengan potensi menuju level Rp16.380 per dolar AS, sementara titik support berada di kisaran Rp16.300.

Sumber: rri.co.id/Sn

Scroll to Top