ISPO dan SI-ISPO Perkuat Sawit Indonesia

ilustrasi
ilustrasi

Jakarta|EGINDO.co Kelapa sawit kini menjadi salah satu komoditas strategis yang memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Namun, industri ini tidak lepas dari tantangan besar seperti isu lingkungan, tekanan pasar internasional, dan tuntutan atas keterbukaan serta tanggung jawab dalam tata kelola.

Untuk menjawab tantangan tersebut, pemerintah menerapkan skema sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) yang diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2025, serta mendukungnya dengan penerapan Sistem Informasi ISPO (SI-ISPO). ISPO dirancang sebagai pedoman berkelanjutan yang mengikat pelaku usaha kelapa sawit, mencakup kegiatan di sektor hulu, hilir, hingga bioenergi.

Dalam forum bisnis bertajuk “Sustainability of Indonesian Palm Oil to Meet World Need for Vegetable Oil” yang digelar di Osaka Expo 2025, Direktur Utama PT Surveyor Indonesia, Sandry Pasambuna, menyatakan bahwa Indonesia berkomitmen meningkatkan kualitas dan daya saing industri sawit nasional di pasar global tanpa mengesampingkan prinsip keberlanjutan.

“Melalui sertifikasi ISPO, Indonesia ingin memastikan bahwa produk kelapa sawit dihasilkan secara adil, ramah lingkungan, dan bertanggung jawab, sehingga mendapat penerimaan luas di pasar dunia,” jelas Sandry.

PT Surveyor Indonesia sebagai BUMN yang bergerak di bidang survei, inspeksi, dan sertifikasi, turut ambil bagian dalam mendukung pelaksanaan ISPO secara menyeluruh, sekaligus mengembangkan ekosistem digital yang modern dan terintegrasi melalui SI-ISPO.

SI-ISPO merupakan sistem informasi berbasis cloud yang dirancang untuk memudahkan proses verifikasi, pelacakan rantai pasok, dan pengumpulan data secara transparan. Sistem ini juga menerapkan teknologi blockchain, kecerdasan buatan (AI), serta machine learning untuk memastikan keamanan dan ketepatan data sertifikasi.

“SI-ISPO bukan sekadar mendigitalisasi proses sertifikasi, melainkan juga menjadi jawaban atas kebutuhan akan keterlacakan, keakuratan informasi, serta integrasi data antar lembaga,” kata Sandry.

Sistem SI-ISPO dikembangkan agar terhubung dengan berbagai platform nasional seperti SIMONTANA, SIPERIBUN, SIINAS, serta lembaga terkait seperti ATR/BPN dan Kementerian ESDM. Output dari sistem ini berupa Sertifikat ISPO dan Lembar Transaksi Produk Bersertifikat, yang menyajikan informasi terperinci terkait rantai pasok, lokasi lahan, hingga pihak-pihak yang terlibat dalam transaksi melalui fitur traceability tree dan peta digital.

Di hadapan peserta forum internasional, Sandry menyampaikan harapan bahwa keberadaan ISPO dan SI-ISPO dapat memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain utama dalam penyediaan minyak nabati global yang berkelanjutan.

“Dengan sistem yang transparan dan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan, kami percaya produk sawit Indonesia akan semakin dipercaya oleh pasar dunia,” tutupnya.

Sumber: Tribunnews.com/Sn

Scroll to Top