Rusia Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Pertama Kazakhstan

Ilustrasi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir
Ilustrasi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir

Almaty, Kazakhstan| EGINDO.co – Raksasa energi nuklir Rusia Rosatom akan memimpin pembangunan pembangkit listrik tenaga atom pertama di Kazakhstan, produsen uranium terbesar di dunia, kata otoritas negara Asia Tengah itu pada Sabtu (14 Juni).

“Rosatom telah ditunjuk sebagai pemimpin konsorsium internasional untuk pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir pertama di Kazakhstan,” kata badan tenaga nuklir bekas republik Soviet itu dalam sebuah pernyataan.

Kazakhstan, negara yang sangat kaya sumber daya di Asia Tengah, saat ini merupakan produsen uranium terbesar di dunia, menyediakan 43 persen pasokan.

Negara itu tidak menghasilkan cukup listrik untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri.

Pembangkit listrik baru itu, yang pembangunannya disetujui dalam sebuah referendum pada akhir tahun 2024, akan dibangun di dekat desa Ulken yang setengah terbengkalai di dekat Danau Balkhash.

Danau itu, yang terletak di tenggara, adalah danau terbesar kedua di negara itu.

Perusahaan Nuklir Nasional Tiongkok, EDF Prancis, dan Hydro and Nuclear Power Korea Selatan semuanya mengajukan tawaran untuk membangun pabrik itu.

Dalam pengumuman mereka pada hari Sabtu, otoritas Kazakhstan mengatakan bahwa ketiga perusahaan tersebut akan dimasukkan dalam konsorsium yang dipimpin oleh Rosatom tetapi tidak memberikan rincian apa pun.

Para pengamat mengatakan gagasan konsorsium tersebut merupakan cara bagi otoritas untuk menjaga hubungan baik dengan semua negara yang terlibat tetapi tidak mungkin membuahkan hasil dan Rosatom akan membangun pabrik itu sendiri.

Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev telah berupaya untuk menjaga hubungan baik baik dengan bekas negara kolonial Rusia maupun dengan China, yang berbatasan dengan negara itu di sebelah timur dan membiayai proyek-proyek infrastruktur besar di wilayah tersebut.

Rosatom telah mengusulkan pembiayaan proyek tersebut dan pekerjaan sekarang akan mulai merampungkan rinciannya, kata pernyataan itu.

Pengumuman itu muncul beberapa hari sebelum pemimpin China Xi Jinping dijadwalkan mengunjungi Kazakhstan untuk pertemuan puncak “China-Asia Tengah”.

Kazakhstan memiliki pembangkit listrik tenaga nuklir ketika masih menjadi bagian dari Uni Soviet, selain menjadi tuan rumah senjata nuklir Soviet.

Itu juga merupakan lokasi pengujian nuklir Soviet.

Setelah pecahnya Uni Soviet pada tahun 1991, negara baru itu menyerahkan senjata nuklirnya, bersama dengan negara-negara bekas Soviet lainnya, Belarus dan Ukraina.

Negara itu menonaktifkan pembangkit listrik tenaga nuklirnya pada tahun-tahun berikutnya.

Sumber : CNA/SL

Scroll to Top