Masa Depan Industri Fesyen, Butuh Kolaborasi dan Dukungan Pemerintah

Ruang temu pelaku industri dan penggerak ekosistem kreatif
Ruang temu pelaku industri dan penggerak ekosistem kreatif

Jakarta | EGINDO.com – Masa depan industri fesyen, butuh kolaborasi dan dukungan pemerintah. Industri fesyen Indonesia tengah menghadapi tantangan struktural yang menghambat laju pertumbuhannya. Padahal, potensi kreator dan talenta lokal sangat besar.

Hal itu dikatakan Thresia Mareta, Advisor JF3 sekaligus Founder LAKON Indonesia. Menurutnya potensi itu sulit dimaksimalkan tanpa sinergi seluruh ekosistem. Menurutnya, dibutuhkan dukungan konkret dan kolaborasi lintas sektor agar industri ini punya fondasi yang kuat dan berkelanjutan. Salah satu langkah untuk memperkuat ekosistem ini adalah penyelenggaraan JF3 Fashion Festival 2025, yang akan digelar di Summarecon Mall Kelapa Gading pada 24–27 Juli dan Summarecon Mall Serpong pada 30 Juli–3 Agustus. Festival ini menjadi ruang temu pelaku industri dan penggerak ekosistem kreatif.

“Kami berkomitmen menciptakan ekosistem yang sehat dan progresif bagi para pelaku industri mode. Harapannya, fesyen Indonesia bukan hanya menjadi tren sesaat, tetapi menjadi kekuatan budaya dan ekonomi yang diakui secara global,” ungkap Thresia.

Namun, berbagai hambatan masih mengadang, mulai dari kebijakan yang belum sejalan dengan kebutuhan industri, hingga kualitas bahan baku lokal yang belum mampu bersaing di pasar global.

Wakil Menteri Ekonomi Kreatif Irene Umar mengakui, pengolahan bahan baku menjadi tantangan utama. Meski kaya sumber daya, teknologi Indonesia masih tertinggal. Kemenerekraf kini fokus mendorong penguatan desain lokal, khususnya fesyen berbasis warisan budaya seperti batik dan tenun, sekaligus mengembangkan produk ready to wear yang relevan secara global. Dengan populasi muslim yang besar, pemerintah juga menargetkan Indonesia sebagai pusat fesyen muslim Asia. Untuk itu, beberapa langkah strategis dijalankan: penjajakan pasar luar negeri, kolaborasi dengan Prancis, partisipasi di Osaka World Expo 2025, dan penetrasi pasar Jepang serta Hong Kong.

Digitalisasi juga jadi andalan ekspansi global. Tapi Irene menekankan pentingnya kesiapan pelaku industri, terutama dalam hal kualitas produk, standar global, dan kapasitas produksi.
Ia menyebut tiga fondasi penting untuk memperkuat industri: transparansi keuangan, pendidikan yang relevan dengan kebutuhan industri, dan peningkatan keterampilan SDM.@

Bs/timEGINDO.com

 

Scroll to Top